Surabaya (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi tas produksi penyandang disabilitas saat berkunjung ke Pasar Tambahrejo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Saat di Pasar Tambahrejo, Puan berkeliling dari satu sudut pasar ke sudut lainnya. Saat akan bergeser, Puan dihampiri Ahmadi, seorang perajin tas.

"Ini tas kreasi kami, bu," ujar Ahmadi, yang merupakan penyandang disabilitas kepada Puan.

Baca juga: Ketua DPR RI cek harga kebutuhan pokok di Pasar Tambahrejo Surabaya

Puan langsung berhenti dan menyimak dengan penuh seksama penjelasan penyandang disabilitas tersebut. Ahmadi berasal dari kelompok Tiara Handicraft, sebuah gerakan pemberdayaan untuk para penyandang disabilitas dan anak putus sekolah.

Ahmadi menyodorkan sejumlah tas hasil kreasinya. Bermotif batik, tas karya Ahmadi memiliki beragam jenis dan ukuran serta pilihan warnanya pun beragam.

Puan tampak takjub dengan karya para penyandang disabilitas tersebut. Semangat pantang menyerah pada keadaan membuat Puan kagum. "Bagus-bagus semuanya," kata cucu proklamator RI Ir Soekarno (Bung Karno) tersebut.

Senyum Ahmadi terpancar dari wajahnya meski tertutup masker. Ia bahagia karyanya diapresiasi perempuan pertama yang menjadi ketua DPR tersebut.

Baca juga: Ketua DPR RI dapat pesan dari kiai NU Jatim tentang gotong royong

Ahmadi berniat menghadiahkan tas tersebut kepada Puan, namun Puan ingin membelinya. Puan lalu menyerahkan sejumlah uang untuk memborong empat tas karya para penyandang disabilitas tersebut.

"Keren-keren tasnya. Semangat terus berkarya ya," kata Puan kepada Ahmadi.

Ahmadi sendiri adalah bagian dari Tiara Handicraft, yang gencar memberdayakan penyandang disabilitas. Tiara Handicraft dirintis sejak 1995 dengan mendaur ulang botol-botol bekas. Pada 1997, Tiara Handicraft mulai mengembangkan produksi tas dan suvenir berbahan dasar kain.

"Sejak saat itu, Tiara fokus memberdayakan penyandang disabilitas. Sampai saat ini kami sudah memberdayakan, melatih hingga mandiri lebih dari 800 penyandang disabilitas," ujar Titik Winarti, pimpinan Tiara Handicraft setelah bertemu Puan Maharani.

Ahmadi sendiri bergabung di Tiara Handicraft sejak 2005. Ia memulai semuanya dari nol. Ahmadi menggunakan mesin jahit hasil modifikasi, menyesuaikan dengan kondisi tubuhnya.

"Yang paling susah adalah adaptasi mesin jahit," kata Ahmadi bercerita.

Baca juga: Ketua DPR usulkan Istana Negara di IKN diapit Mabes TNI-Polri

Di tengah keterbatasan, Ahmadi pantang menyerah. Tak hanya belajar teknik menjahit serta produksi tas, Ahmadi juga mempelajari berbagai aspek manajemen usaha. "Saya ingin mandiri, jadi pengusaha," ujarnya.

Ia kemudian mempelajari soal manajemen, marketing, tren desain, sampai humas. Semua aspek itu dinilai Ahmadi bisa menunjang usahanya. Setelah dirasa cukup mampu, Ahmadi lantas membikin "Kanta Craft".

"Sejak 2013, saya berwirausaha mandiri," ujarnya.

Berbagai jenis dan ukuran tas telah dia kerjakan. "Tak semuanya langsung bagus. Kadang-kadang desain muncul dari kesalahan. Saya berpikir keras agar bahan yang salah dijahit tidak terbuang, sehingga tetap bisa diselesaikan dan dipasarkan," kata Ahmadi.

Soal pilihan nama, yaitu "Kanta", ternyata memiliki arti lensa. Tentu saja diiringi harapan agar karya-karya ini bisa menjadi sarana untuk melihat betapa sebenarnya para penyandang disabilitas tidak mau berpangku tangan dan terus bekerja tanpa lelah dalam memperbaiki kehidupan.

"Saya senang dan bersyukur bisa bertemu Ibu Puan Maharani. Bangga sekali tas bikinan kami diapresiasi beliau, dan nantinya semoga beliau berkenan memakai," ujar Ahmadi. 


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2022