Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa penanaman kawasan mangrove yang lebih luas di berbagai daerah juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di lokasi tersebut karena dapat menjaga potensi ekosistem perairan yang nilainya berkelanjutan.

"KKP tengah gencar melakukan rehabilitasi maupun memperluas kawasan konservasi termasuk mangrove sebagai implementasi pengembangan ekonomi biru di Indonesia," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam rilis di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan bahwa mangrove merupakan salah satu jenis dari tanaman laut yang dinilai dapat menyerap dan menyimpan karbon sebesar lima kali lebih banyak dari tanaman lainnya.

Dalam dua tahun terakhir, KKP telah melakukan rehabilitasi kawasan mangrove melalui mekanisme Padat Karya Penanaman Mangrove seluas 138,92 hektare dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 777.800 batang serta melibatkan tenaga kerja sebanyak 438 orang dan 3.812 HOK (hari orang kerja).

Selain upaya rehabilitasi kawasan mangrove melalui kegiatan penanaman, KKP juga melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan produk olahan turunan mangrove.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo memastikan pengelolaan kawasan mangrove akan semakin diperkuat. Selain punya pengaruh besar dalam mitigasi perubahan iklim, kawasan mangrove juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Langkah penting lain yang dilakukan KKP, masih menurut Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, adalah untuk menjaga kawasan mangrove adalah dengan gencar melakukan edukasi ke tengah masyarakat.

"Dalam menjaga kesehatan laut dan menjaga ekologinya, yang tidak kalah penting adalah menjaga kebersihan kawasan mangrove. Semua pihak harus punya komitmen yang sama dalam menangani masalah sampah, misalnya kita bisa bikin edukasi soal sampah untuk masyarakat," ujar Victor.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan pihaknya menerapkan strategi ekonomi biru yang dinilai memiliki kemampuan yang sangat besar dalam rangka menghambat laju perubahan iklim.

"Kemampuan karbon biru ini sering dikatakan lebih besar dibandingkan kemampuan yang sama dari vegetasi daratan, atau karbon hijau," kata Menteri Trenggono.

Berdasarkan data, lanjutnya, Indonesia memiliki peran penting dalam hal mitigasi perubahan iklim dari aspek karbon biru karena memiliki ekosistem mangrove seluas 3,36 juta hektare dan padang lamun seluas 3 juta hektare yang berpotensi hingga 17 persen sebagai cadangan karbon biru dunia.

Ia mengemukakan, strategi ekonomi biru yang diterapkan oleh KKP untuk meningkatkan kesehatan laut dalam rangka menahan laju perubahan iklim, serta mempercepat pembangunan ekonomi berbasis kelautan secara berkelanjutan.

Strategi tersebut berupa penguatan ekosistem karbon biru (blue carbon) dengan memperluas dan menjaga secara ketat kawasan konservasi mangrove, padang lamun, dan terumbu karang.

Untuk menyukseskan berjalannya strategi ini, Menteri Trenggono berharap penguatan sinergi dengan berbagai pihak, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, antara lain dalam hal merestorasi ekosistem mangrove.

Baca juga: Kepala BRGM: Penting kelola mangrove untuk tidak jadi sumber emisi
Baca juga: Menparekraf kagumi destinasi wisata hutan mangrove Kota Langsa
Baca juga: Yayasan Kehati kembangkan program konservasi mangrove di Banten

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2022