Singapura (ANTARA) - Yen mencapai level terendah baru 20-tahun terhadap dolar pada Rabu pagi dan merosot ke level terendah tujuh tahun terhadap euro, karena para pedagang menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang kemungkinan akan meninggalkan Jepang di antara rekan-rekan bank sentral yang berpegang teguh pada kebijakan moneter ultra longgar.

ECB akan bertemu pada Kamis (8/6/2022) dan pasar memperkirakan setidaknya meletakkan dasar untuk kenaikan suku bunga yang cepat, jika tidak memulainya dengan kenaikan kecil.

Federal Reserve (Fed) AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin minggu depan dan lagi pada Juli tetapi pejabat bank sentral Jepang (BoJ) tidak memberikan indikasi untuk meninggalkan pengaturan akomodatif.

Yen telah kehilangan lebih dari 4,5 persen dari 127,09 per dolar menjadi menyentuh 133,22 dalam delapan sesi, turun tajam karena investor melihat melonjaknya harga konsumen memaksa bank sentral di seluruh dunia untuk membatasi permintaan dengan kenaikan cepat.

Yen terakhir diperdagangkan pada 133,02 per dolar. Yen juga telah jatuh lebih dari 6,0 persen dalam 10 sesi ke level terendah tujuh tahun di 96,12 per dolar Australia, mempercepat penurunan setelah kenaikan suku bunga yang sangat besar di Australia pada Selasa (7/6/2022).

Baca juga: Dolar sentuh tertinggi 2 dekade vs yen, pound dekati terendah 3 minggu

Mata uang Jepang juga turun 10 sesi berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang dalam delapan bulan, dan mencapai level terendah tujuh tahun di 142,36 yen di awal perdagangan Asia.

"Diferensial imbal hasil terus mendukung dolar AS, dengan dolar AS/yen menembus di atas 132," kata Analis Pasar Senior City Index, Matt Simpson.

"Sangat jelas bahwa BoJ mendukung mempertahankan kontrol kurva imbal hasil atas mata uang yang lebih lemah," katanya. "135 adalah garis utama berikutnya - tertinggi Februari 2002."

Pergerakan lainnya cukup moderat di Asia karena para pedagang menunggu ECB dan angka inflasi AS yang akan dirilis pada Jumat (10/6/2022). Dolar stabil setelah sedikit penurunan sejalan dengan imbal hasil AS semalam.

Dolar AS adalah sebagian kecil lebih kuat terhadap dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko, meninggalkan Aussie di 0,7223 dolar AS dan kiwi di 0,6473 dolar AS.

Euro sedikit melemah menjadi 1,0689 dolar AS, sementara sterling melayang di 1,2575 dolar AS.

"Dengan pengetatan kuantitatif menggantikan pelonggaran kuantitatif dan 100 basis poin kenaikan suku bunga Fed yang akan datang musim panas ini, Anda membeli obligasi dan menjual dolar dengan risiko Anda sendiri," kata Ahli Strategi Societe Generale, Kit Juckes.

Baca juga: Rupiah ditutup melemah, tertekan ekspektasi masih tingginya inflasi AS
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022