Kupang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Unicef serta CIS Timor memberikan pelatihan terhadap 105 orang guru kelas awal di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur tentang literasi bagi para siswa kelas awal.

"Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman bagi para guru-guru kelas awal di Kabupaten Kupang tentang pemahaman literasi sehingga memudahkan bagi para guru dalam mendidik para siswa pada kelas awal," kata spesialis edukasi program early childhood development (ECD) Unicef dan CIS Timor, Teice Benu di Kupang Jumat.

Ia menjelaskan pandemi COVID-19 yang terjadi sejak 2020 menciptakan kesenjangan yang cukup besar bagi perkembangan anak usia dini karena banyak sekolah yang ditutup menyebabkan interaksi anak dengan teman sebaya menjadi berkurang, anak belajar dari rumah dan tidak mendapatkan bimbingan langsung dari guru serta kurang dukungan pembelajaran yang tepat dari orang tua.

"Kondisi ini berdampak besar pada ketidaksiapan anak untuk lanjut ke jenjang pendidikan sekolah dasar," kata Teice Benu.

Baca juga: Kemenkominfo beri pelatihan literasi digital pada guru

Baca juga: Mendikbudristek sebut 1,6 juta guru gunakan platform Merdeka Mengajar


Ia mengatakan pemerintah Indonesia dan UNICEF telah berupaya meminimalisir kesenjangan ini sehingga melalui kemitraan dengan CIS Timor, UNICEF menggelar program PAUD holistik integratif di Provinsi NTT dengan menyasar beberapa PAUD dan SD dikhususkan kelas awal yaitu kelas 1 hingga 3 yang terdampak COVID-19.

Menurut dia dalam mendukung program itu telah dilatih 12 orang master trainer literasi kelas awal dan transisi sekolah berasal dari unsur pengawas, kepala sekolah, pegiat literasi di Kabupaten Kupang untuk melatih 105 orang guru kelas awal di Kabupaten Kupang.

Ia menambahkan 105 orang guru kelas awal yang dilatih guna mendukung program literasi bagi siswa kelas awal itu berasal dari 35 sekolah dasar dari 10 kecamatan di Kabupaten Kupang.

"Dalam pelatihan ini ada kegiatan simulasi di sela teori yang disampaikan. Melalui simulasi diharapkan materi yang diserap lebih banyak, dan para guru dapat langsung mempraktikkan di lembaganya masing-masing," kata Teice Benu.

Dia berharap terjadi perubahan pembelajaran pada anak-anak transisi pra sekolah ke sekolah dasar dan guru mampu mengejar ketertinggalan perkembangan anak dengan cara memperhatikan kebutuhan anak dan memberikan pembelajaran yang tepat bagi anak.

Sementara itu Pengawas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang Wilibrodus Karongara berharap para peserta yang telah mengikuti kegiatan pelatihan dapat menerapkan pengetahuan yang diterima dalam melaksanakan proses belajar mengajar bagi kelas awal di tempat masing-masing dapat bermanfaat bagi peningkatan pemahaman terkait literasi dan numerasi.

"Tugas kita adalah mengejar ketertinggalan akibat rendahnya kemampuan literasi para siswa di Kabupaten Kupang," kata Wilibrodus Karongara.

Baca juga: Japelidi perkuat literasi digital generasi muda di NTT

Baca juga: Kominfo targetkan 200 ribu masyarakat NTT terliterasi digital


 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022