Sydney (ANTARA) - Menteri Perubahan Iklim Australia Chris Bowen pada Minggu mengatakan bahwa pemerintah telah bergabung dengan Janji Metana Global (Global Methane Pledge), sebuah upaya multilateral untuk mengurangi emisi gas metana.

"Dengan masuk ke dalam Janji itu, Australia akan bergabung dengan pengekspor komoditas pertanian utama lain di dunia, termasuk Amerika Serikat, Brazil, dan Indonesia, dalam mengidentifikasi peluang untuk mengurangi gas buang pada sektor yang sulit dikurangi (emisinya) ini," kata Bowen dalam pernyataan.

Pemerintah akan terus bermitra dengan industri dalam dekarbonisasi ekonomi, khususnya di sektor energi dan limbah, dan menangkap limbah metana untuk menghasilkan listrik, katanya.

Investasi pemerintah dalam Janji tersebut akan mencakup bantuan senilai hingga 3 miliar dolar Australia (Rp29,6 triliun) dari Dana Rekonstruksi Nasional (NRF), kata Bowen.


Baca juga: Maarif Institute apresiasi kebijakan Australia soal ibu kota Israel


NRF memiliki anggaran senilai 15 miliar dolar untuk mendukung teknologi dan pembuatan komponen yang menghasilkan emisi rendah, dan pengurangan metana di sektor pertanian.

Menteri senior itu mengatakan Janji tersebut tidak akan mengharuskan Australia untuk fokus hanya pada pertanian, atau pengurangan produksi pertanian atau peternakan.

"Sebagai hasil dari penandatanganan Janji ini, Pemerintah Australia tidak akan mengeluarkan peraturan atau mengenakan pajak atau cukai untuk mengurangi emisi (metana dari) ternak," kata Bowen.

Baca juga: PM Australia, Jepang akan bahas masalah keamanan pada 22 Oktober


Upaya yang dipimpin AS dan Uni Eropa itu berjanji untuk memangkas emisi metana sebesar 30 persen hingga 2030.

Upaya tersebut kini mencakup 60 persen produk domestik bruto (PDB) global dan 30 persen emisi metana global.

Lebih dari 100 negara telah bergabung dengan Janji itu untuk mengurangi emisi gas buang yang berpotensi menimbulkan efek rumah kaca sebagai salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim.

"Kanada, yang sangat mirip ekonominya dengan kami, Brazil, Argentina, Selandia Baru dan Uni Eropa, semua adalah penandatangan (Janji), dan adalah hal yang tepat jika Australia bergabung," kata Bowen kepada pers di Sydney.

Sumber: Reuters

Baca juga: Australia perkirakan cuaca lebih ekstrem saat banjir melanda

Baca juga: Energi dan keamanan jadi agenda diskusi pemimpin Jepang dan Australia

Pewarta: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
COPYRIGHT © ANTARA 2022