Bangkok (ANTARA) - Para pemimpin kelompok Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) akan menuntaskan konferensi tingkat tinggi (KTT) APEC selama dua hari di Bangkok pada Sabtu, bertujuan untuk merilis deklarasi para pemimpin.

Deklarasi para pemimpin APEC itu kemungkinan akan mencakup pandangan yang berlawanan tentang invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam KTT APEC, forum yang beranggotakan 21 entitas ekonomi, para pemimpin diharapkan menyepakati pentingnya transisi menuju penggunaan energi bersih sambil memastikan keamanan energi, serta mempromosikan perdagangan, dan investasi yang bebas dan adil, meskipun ada keretakan antar anggota terkait perang Rusia-Ukraina.

Sementara negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia, beberapa negara anggota lain, seperti China, memilih untuk tidak melakukannya.

Pernyataan bersama yang dirilis pada Jumat (18/11) oleh sejumlah menteri APEC mengatakan, "Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan bahwa perang itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global... menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan".

Namun, pernyataan bersama itu juga menyebutkan terdapat pandangan lain dan penilaian yang berbeda tentang situasi dan sanksi bagi Rusia.

Selanjutnya, pada Sabtu (19/11), para pemimpin APEC diharapkan untuk mengadopsi "Tujuan Bangkok" (Bangkok Goals) untuk konsep Bio-Circular-Green Economy, yakni suatu strategi untuk pertumbuhan ekonomi pascapandemi COVID-19 yang membahas masalah lingkungan dan iklim.

Tujuan Bangkok adalah untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya yang tepat di kawasan Asia Pasifik.

Selain itu, masalah peluncuran rudal balistik Korea Utara pada Jumat juga menarik perhatian besar para pemimpin APEC pada pertemuan puncak yang berlangsung selama dua hari.

Enam anggota APEC: Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Kanada, Australia dan Selandia Baru, melakukan pertemuan darurat yang diadakan pada hari yang sama dan menyesalkan peluncuran rudal oleh Pyongyang.

KTT APEC menjadi perhelatan terakhir dari serangkaian KTT yang berlangsung di Asia Tenggara seperti KTT ASEAN di Phnom Penh dan KTT G20 di Bali, di mana sejumlah pembicaraan bilateral dan trilateral juga dilakukan di sela-sela kedua KTT tersebut.

Wakil Presiden AS Kamala Harris mewakili Amerika Serikat di KTT APEC di Bangkok atas nama Presiden Joseph R Biden.

Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri KTT APEC, seperti halnya dia tidak hadir dalam KTT G20 yang berakhir pada Rabu (16/11) di Bali, Indonesia.

APEC mewakili sekitar setengah dari perdagangan global dan 60 persen ekonomi dunia.

Kelompok itu memiliki 21 anggota, yaitu Australia, Brunei, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia , Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Sumber: OANA-Kyodo

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Bayu Prasetyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022