Badung (ANTARA) -
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pelaksanaan Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG) menjadi forum yang sangat strategis untuk mengadvokasi berbagai tantangan yang dihadapi UKM.
 
"Kami mengajak seluruh delegasi untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan baik di kawasan APEC atau global. Hal ini penting dilakukan karena sektor UKM selama ini menjadi tulang punggung bagi perekonomian," ujar MenKopUKM Teten Masduki saat memberikan sambutan pada pembukaan 57th APEC SMEWG di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
 
Ia mengatakan forum itu memiliki arti penting bagi ekonomi anggota APEC, khususnya bagi Indonesia karena forum itu menyediakan platform kolektif untuk mengatasi tantangan bersama dalam pengembangan UKM.
 
Tantangan tersebut mencakup permasalahan akses pembiayaan, akses pemasaran, entrepreneurship, hingga penciptaan ekosistem digital di sektor UKM.
 
Menteri Teten menjelaskan, forum internasional tersebut diharapkan juga dapat melahirkan gagasan dan ide bersama untuk meningkatkan daya saing UKM di tengah kemajuan teknologi yang pesat.
 
"Di forum ini kami saling bertukar wawasan, praktik terbaik dan strategi yang bertujuan memberdayakan UKM untuk berkembang dalam lanskap global yang terus berkembang, dengan sesi berbagi khusus yang berfokus pada strategi pemulihan pandemi di antara anggota APEC," kata dia.
 
Ia mengungkapkan, dirinya percaya forum tersebut juga dapat menjadi platform utama dari berbagai pihak untuk berbagi praktik-praktik terbaik dari masing-masing anggota.
 
Untuk itu para delegasi yang hadir diharapkan juga dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk terlibat dalam dialog aktif dan meningkatkan kolaborasi di kawasan APEC untuk mendorong kemajuan UKM.
 
"Di forum ini, kita harus manfaatkan kesempatan untuk memperkuat kemitraan, mendorong kolaborasi, dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi UKM di kawasan (APEC)," ungkapnya.
 
Di hadapan para delegasi, Menteri Teten menambahkan, saat ini Indonesia sedang membangun industri manufaktur skala menengah berbasis komoditas. Untuk itu program industrialisasi dan hilirisasi sedang dilakukan melalui pembangunan rumah produksi bersama (RPB) yang terus digalakkan untuk mencapai target tersebut.
 
"Upaya ini merupakan solusi untuk mewujudkan industri manufaktur skala menengah yang dapat mengatasi masalah urbanisasi, meningkatkan pertumbuhan industri, memperluas lapangan kerja berkualitas, dan menjaga kelestarian sumber daya alam," tambahnya.
 
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menjelaskan forum itu membahas sejumlah topik seperti digitalisasi, entrepreneurship, akses pemasaran dan akses pembiayaan.
 
"Kami lebih banyak ke sharing session, lebih banyak ke pertukaran pengalaman di masing-masing negara. Kami dari Indonesia mengundang beberapa stakeholder terkait untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari sharing session ini," kata dia.
 
Ia menambahkan melalui forum tersebut diharapkan Indonesia juga dapat mengambil peran untuk mendorong kinerja ekspor produk UKM.
 
"Tentu kami ingin pelaku UKM kita bisa lebih berdaya saing, lebih mandiri, dan mempunyai kemampuan akses terhadap teknologi dan bisa menyediakan lapangan kerja yang lebih produktif," tambah Arif Rahman Hakim.

Baca juga: Kemenkop UKM dorong inklusi keuangan UMKM lewat forum APEC
Baca juga: Indonesia jadi tuan rumah forum UMKM APEC di Bali
Baca juga: KemenKopUKM fokus kembangkan "startup" pada empat sektor

 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Rolandus Nampu
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2024