Sydney (ANTARA) - Pasar saham Asia sebagian besar diperdagangkan di wilayah negatif pada awal perdagangan Selasa, karena investor mengantisipasi jalan yang agak sulit untuk pelonggaran pembatasan COVID di China dan prospek bahwa suku bunga AS akan naik lebih tinggi dari yang diperkirakan pada 2023.

Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen, setelah saham AS mengakhiri sesi sebelumnya dengan lebih rendah. Indeks MSCI turun 0,1 persen sejauh bulan ini.

China mendorong pelonggaran pembatasan setelah tiga tahun penguncian COVID-19 yang membuat investor mempertanyakan bagaimana pasar keuangan akan bereaksi terhadap pembukaan kembali.

"Reaksi positif terhadap pembukaan kembali mulai memberi jalan pada realisasi bahwa itu akan menjadi jalan yang sulit bagi China untuk sampai ke sana," kata ahli strategi pasar global JP Morgan Asset Management, Kerry Craig kepada Reuters.

"Begitu dibuka kembali, akan ada sentimen positif dan China akan menjadi kisah pertumbuhan bagi dunia lagi."

Saham Australia pada Selasa pagi dibuka turun 0,72 persen, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang naik 0,34 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,0 persen di awal sesi sementara Indeks CSI 300 China turun 0,34 persen.

Baca juga: Kenaikan suku bunga hentikan kemeriahan pasar saham Asia

Di perdagangan Asia, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik menjadi 3,5993 persen dibandingkan dengan penutupan AS di 3,583 persen pada Senin (19/12/2022).

Imbal hasil naik 11 basis poin di Amerika Serikat pada Senin (19/12/2022), karena investor beralih ke obligasi sebagai tempat berlindung sementara mereka mencerna kenaikan suku bunga 50 basis poin Federal Reserve yang disampaikan minggu lalu.

"Pembaruan kebijakan Fed yang hawkish berikutnya tetap segar di benak investor," tulis analis NAB pada Selasa.

Imbal hasil dua tahun, yang naik sejalan dengan ekspektasi pedagang akan suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, datar di 4,262 persen.

Pergeseran yang lebih tinggi dalam imbal hasil terbantu setelah mantan pejabat Federal Reserve William Dudley mengatakan pada Senin (19/12/2022) kemungkinan suku bunga bisa lebih tinggi bahkan ketika pengangguran AS mulai merayap lebih tinggi.

Di Asia, investor akan mengamati dengan seksama keputusan kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) pada Selasa yang akan menjadi keputusan terakhir bank sentral untuk tahun ini.

Bank diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar tetapi tanda-tanda perubahan nada terhadap inflasi, yang telah melampaui target 2,0 persen selama tujuh bulan, akan dicermati.

Bank sentral Australia (RBA) mempertimbangkan untuk menahan suku bunga pada pertemuan kebijakan 6 Desember, menurut risalah yang diterbitkan pada Selasa, tetapi memberikan kenaikan 25 basis poin.

Baca juga: Saham Asia dibuka melemah setelah bank-bank sentral kerek suku bunga

Dolar naik 0,41 persen terhadap yen menjadi 137,44. Masih jauh dari level tertinggi tahun ini di 151,94 akhir Oktober.

Mata uang tunggal Eropa turun 0,1 persen pada Selasa pagi di 1,0597 dolar, setelah naik 1,85 persen dalam sebulan, sementara indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama lainnya, turun 0,153 persen pada 104,66.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 162,92 poin atau 0,49 persen menjadi 32.757,54 poin, S&P 500 kehilangan 34,7 poin atau 0,90 persen menjadi 3.817,66 poin dan Komposit Nasdaq turun 159,38 poin atau 1,49 persen menjadi 10.546,03. Ketiga indeks utana ditutup di zona merah untuk sesi keempat berturut-turut.

"Kita mungkin tidak mendapatkan banyak reli pasar saham Sinterklas karena Wall Street terburu-buru memperhitungkan risiko kredit dan pendapatan," tulis analis OANDA, Edward Moya.

S&P 500, Dow dan Nasdaq berada di jalur untuk mencatat persentase kerugian tahunan terbesar mereka sejak 2008, titik nadir dari krisis keuangan global.

Minyak mentah AS naik 0,86 persen menjadi diperdagangkan di 75,84 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent juga naik menjadi diperdagangkan di 80,44 dolar AS per barel. Emas sedikit lebih rendah. Emas spot diperdagangkan pada 1.785,41 dolar AS per ounce.

Baca juga: Dolar jatuh terhadap euro karena data sentimen bisnis Jerman positif

Baca juga: Dolar menguat, tertekan sentimen risiko jatuh & bank sentral "hawkish"

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2022