Jakarta (ANTARA) - CoinFolks merilis sebuah riset berjudul "2022 Crypto Wrapped" yang memberikan laporan perkembangan industri kripto selama 2022.

Selain membahas mengenai angka pertumbuhan kripto, riset juga membahas mengenai perkembangan regulasi kripto di Indonesia selama 2022. Serta memberikan gambaran analisa mengenai market kripto di 2023 mendatang.

“Setiap kuartal dan setiap akhir tahun, kami selalu mengeluarkan Crypto Report. Melalui riset rutin ini, kami berkomitmen untuk menjadi media controller agar terwujudnya ekosistem crypto yang semakin maju di Indonesia," Ujar Co-Founder & CMO CoinFolks, Muhammad Adriansa dalam siaran resmi, Jumat.

Terdapat beberapa data menarik yang disajikan pada laporan ini yang menyorot dari sudut pandang global mau pun lokal. Salah satunya adalah mengenai provinsi mana saja yang memiliki daya tarik tinggi terhadap industri kripto.

Bali, DKI Jakarta, Banten, Jogjakarta, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat ternyata adalah 6 provinsi dengan minat kripto tertinggi di Indonesia.

“Kami melakukan riset dari segi intensitas masyarakat mencari keyword crypto, nft, blockchain, dan web3. Dan kami simpulkan ada 6 provinsi yang tingkat pencarian terhadap keyword tersebut tinggi dibandingkan provinsi lain," ujar Muhammad Fauzan selaku CTO CoinFolks.

Aturan Kripto di Indonesia

Dalam laporan ini, juga dibahas mengenai perkembangan regulasi aset kripto di Indonesia. Mulai dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68 tentang pajak Kripto, Peraturan Bappebti Nomor 13 Tahun 2022, hingga UU P2SK yang resmi memberikan wewenang kepada OJK dan Bank Indonesia untuk mengawasi aset kripto.

Regulasi-regulasi baru ini menjadi tanda bahwa aset kripto semakin diakui legitimasinya di Indonesia. Bahkan dari riset ini, diketahui total pajak yang telah diterima negara dari transaksi aset kripto adalah sebesar Rp231,75 miliar, sejak diberlakukannya aturan pajak pada Mei 2022.

Mata uang kripto terbaik dan terburuk di tahun 2022

Selain itu, ada juga fakta-fakta menarik yang disajikan dalam riset ini. Salah satu nya mengenai perbandingan kenaikan harga beberapa aset kripto di tahun 2021 dan 2022. Di laporan CoinFolks pada 2021, beberapa aset kripto seperti Luna, Axie, dan Solana, adalah kripto dengan kenaikan tertinggi.

Namun di 2022, justru 3 kripto ini merupakan aset yang mengalami koreksi paling dalam dibandingkan yang lain. Hingga 30 desember 2022, Solana dan Axie masing-masing telah turun -94.47persen dan -93.28 persen.

Proyek NFT Termahal
Disisi lain, terdapat juga laporan mengenai perkembangan pasar NFT. Salah satunya laporan mengenai NFT termahal yang terjual sepanjang 2022. Dimana karya seni “Assange and Pak’s Clock” menjadi NFT termahal yang terjual di tahun 2022 dengan harga 16.593 ETH.

Perkembangan Kripto selama 2022
Berbagai peristiwa unik pada dunia blockchain, web3 dan kripto juga terangkum pada laporan ini, seperti proyek NFT viral milik Ghozali yang berisi foto selfienya setiap hari, proyek NFT lokal Karafuru yang meledak diseluruh dunia, peristiwa ‘the merge’ pada Ethereum, hancurnya koin Luna dan Do Kwon, runtuhnya Celcius, 3AC, Blockfi, FTX, hadirnya CBDC di Indonesia dan berbagai perkembangan kripto lainnya.

Co-Founder & CEO CoinFolks, Fadel Variza mengatakan, "Terlepas dari transaksi yang menurun dan market yang bearish, riset ini menunjukan beberapa sudut pandang lain mengenai adopsi kripto yang semakin hari semakin masif."

"Dari segi industri semakin banyak perusahaan seperti Meta, Google, Twitter, yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain kedalamnya. Dari segi pemerintahan semakin banyak negara mulai menggarap CBDC termasuk didalamnya Indonesia. Kami yakin 2023 akan jadi tahun awal adopsi masal dari teknologi blockchain," ujar dia.

Baca juga: Bappebti gandeng Aspakrindo berikan literasi kripto ke masyarakat

Baca juga: Binance gabung Chamber Digital Commerce dukung regulasi kripto


 

 

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2023