Brussel (ANTARA News) - Uni Eropa (EU) hari Kamis membekukan aset Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan 35 pejabat lain karena tindakan mereka terhadap para penentang dan kecurangan dalam pemilihan umum presiden pada Maret lalu. Sasaran-sasaran dari langkah itu juga mencakup menteri-menteri kehakiman, penerangan dan pendidikan, serta jaksa agung dan ketua-ketua komisi pemilihan umum di sejumlah distrik, kata EU dalam sebuah pernyataan yang disiarkan AFP. Pembekuan aset itu menambah larangan perjalanan yang telah disetujui EU bagi para pejabat Belarus pada April. Lukashenko, yang oleh Washington disebut sebagai diktator terakhir Eropa, terpilih kembali dengan 83 persen suara dalam pemilu 19 Maret, yang kemudian menyulut protes namun tidak dalam skala besar seperti yang menumbangkan pemerintah-pemerintah di Georgia dan Ukraina. Pemilu itu dikecam sebagai curang oleh para pengamat pemilu dari Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) dan hubungan dengan EU sejak itu memburuk ke tingkat paling rendah. Pada April, blok Eropa yang beranggotakan 25 negara itu memperluas larangan perjalanan yang mencakup pejabat-pejabat yang sama dan mengancam menjatuhkan sanksi pada mereka secara finansial. EU menyatakan, mereka akan bertindak "dengan membekukan semua dana dan sumber ekonomi orang-orang yang bertanggung jawab atas pelanggaran standar pemilu internasional dan penindasan terhadap masyarakat sipil dan oposisi demokratis". "Sikap bersama itu juga menetapkan bahwa tidak ada dana atau sumber ekonomi yang tersedia, secara langsung atau tidak langsung, bagi keuntungan orang-orang yang bersangkutan," kata EU dalam pernyataan itu. Lukashenko (51) berkuasa di negara bekas republik Uni Sovyet itu sejak 1994.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006