Natuna (ANTARA) - Tim Gabungan Tanggap Bencana Serasan dan Serasan Timur masih terkendala dalam berkomunikasi karena tidak tersedianya sinyal atau jaringan internet di lokasi bencana longsor yaitu Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

"Salah satu kendala mendasar dalam penanganan korban longsor adalah sinyal," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Natuna, Raja Darmika di Serasan, Natuna, Rabu.

Ia mengatakan dengan tidak adanya sinyal mengakibatkan sulitnya koordinasi dan keterbatasan logistik juga menjadi penyebab penanganan bencana tidak efektif.

"Terkesan lamban, karena sulitnya komunikasi, baik pengumpulan data dan pengelolaan posko pengungsi," ujarnya.

Baca juga: Korban dengar gemuruh dan ledakan sebelum musibah longsor Serasan

Baca juga: Tangani longsor di Natuna, Gubernur Kepri salurkan bantuan Rp1 miliar


Sementara, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Basarnas Natuna juga menyampaikan bahwa kesulitan dalam melaksanakan operasi SAR di Serasan karena tidak adanya sinyal dan jaringan internet.

"Utamanya pada jaringan internet atau sinyal, komunikasi sulit, selain itu kendala cuaca dan peralatan berat untuk mencari para korban juga turut menjadi kendala," kata Kepala Basarnas Natuna, Abdul Rahman di Serasan.

Saat ini sinyal dan jaringan internet hanya tersedia di Kecamatan Serasan Timur. Dari Serasan menuju Serasan Timur akses jalan utama terputus karena material longsor. Meskipun Serasan Timur terdapat sinyal dan jaringan internet, namun terkendala pada listrik karena terputus akibat longsor.*

Baca juga: Anggota PKD Pangkalan salah satu korban tanah longsor di Serasan

Baca juga: Polda Kepri kirim 600 paket sembako untuk korban longsor Natuna

Pewarta: Cherman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2023