Jakarta (ANTARA) - Pengamat transportasi Muhammad Zudhy Irawan mendorong TransJakarta memperkuat integrasi dengan moda transportasi lain salah satunya ojek daring (ojek online/ojol) untuk mempermudah akses masyarakat menggunakan transportasi publik.

“Integrasi itu sangat berpotensi meningkatkan jumlah angkutan umum,” kata Zudhy saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut akademisi Universitas Gajah Mada (UGM) ini, BUMD DKI bidang jasa transportasi itu perlu mempercepat integrasi dengan ojol, sebagai salah satu strategi jemput bola untuk menambah pengguna angkutan umum, selain melalui sistem integrasi transportasi JakLingko.

Upaya itu, lanjut dia, juga diharapkan mendukung rencana TransJakarta meningkatkan kapasitas penumpangnya menjadi 1,5 juta orang per hari pada 2024 dengan menambah armada hingga 6.960 unit, berdasarkan Data Dinas Perhubungan DKI.

Baca juga: TransJakarta tambah empat halte lagi selesai revitalisasi

Saat ini, TransJakarta baru memiliki 4.700 armada dengan kapasitas penumpang 1,2 juta per hari.

Peneliti Pusat Kajian Transportasi dan Logistik UGM itu mencontohkan integrasi Gojek dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah berjalan melalui pengembangan fitur GoTransit.

Melalui fitur tersebut, pengguna dapat memesan layanan transportasi daring itu menuju dan dari stasiun komuter sekaligus bisa membeli tiket kereta komuter langsung dari aplikasi perusahaan ojol itu.

Kolaborasi itu, kata dia, meningkatkan transaksi tiket digital kereta komuter sebesar 300 persen, berdasarkan data perusahaan ojek daring itu.

Baca juga: Anggota DPRD DKI soroti sistem keamanan internal TransJakarta

Ia menambahkan masyarakat perlu didorong menggunakan transportasi publik untuk mengurangi tingkat kemacetan di ibu kota, apalagi aktivitas masyarakat saat ini yang kembali normal.

“Transportasi publik harus meningkatkan layanan agar memudahkan masyarakat dalam mengaksesnya,” katanya

 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2023