Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak pemerintah daerah (pemda) untuk terus menggencarkan strategi percepatan penurunan stunting guna mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan produktif.

"Terkait penanganan stunting, pemda dapat berpedoman pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting," kata Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa di Jakarta, Selasa.

Jelsi Natalia Marampa menjelaskan dalam Perpres Nomor 72/2021 disebutkan bahwa terdapat lima pilar penting dalam strategi nasional penurunan stunting.

"Pertama, adalah peningkatan komitmen di kementerian/lembaga hingga pemda dalam mempercepat penurunan stunting," katanya.

Kedua, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif untuk mengoptimalkan penanganan stunting.

Baca juga: Pakar: Masalah stunting erat dengan pengawasan obat dan makanan

Keempat, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat. Kelima, penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.

"Pemda dapat melaksanakan dan mengintensifkan strategi tersebut di wilayah masing-masing," katanya.

Kemenko PMK, kata dia, juga mendorong pemda untuk menggencarkan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya protein hewani dalam pemenuhan gizi dan mendukung tumbuh kembang anak.

"Tingkatkan pemberian protein hewani untuk mendukung tumbuh kembang anak, dan yang terpenting juga untuk mendukung upaya pencegahan stunting," katanya.

Jelsi menjelaskan protein hewani kaya akan nutrisi dan zat gizi yang berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

"Orang tua dapat memberikan anak-anak mereka telur, ikan, hati ayam, hingga daging sebagai pilihan protein hewani," katanya.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah saat ini terus melakukan berbagai upaya strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Prevalensi stunting di Indonesia saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) adalah 21,6 persen.

"Sementara pemerintah menargetkan prevalensi stunting diharapkan bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," kata Muhadjir Effendy.

Baca juga: Kemenko PMK:Pembangunan manusia aspek esensial wujudkan Indonesia Maju
 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2023