Jakarta (ANTARA) - Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Zaid Burhan Ibrahim mengajak para pengusaha untuk memanfaatkan hasil riset yang dihasilkan mahasiswa, peneliti maupun inventor dari perguruan tinggi.

“Banyak riset yang berasal dari Program Grand Riset Sawit (GRS), hasil kerja sama dengan mahasiswa, peneliti atau inventor dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian. Sejak program GRS diluncurkan pada 2015 hingga 2023, ada lebih dari 200 hasil riset yang siap dihilirisasi. Dari jumlah itu, riset yang sudah punya paten ada 50 judul,” kata Zaid dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Industri baru manfaatkan 5 persen hasil riset

Zaid menjelaskan untuk bidang penelitian terdiri dari 50 judul riset, budi daya sawit dan turunannya ada 34 judul, pangan dan kesehatan 25 judul, dan lingkungan 74 judul.

"Hasil riset GRS ini bisa dimanfaatkan industri untuk komersialisasi. Tahun lalu, ada 7 judul riset GRS yang sudah kontrak dengan industri untuk hilirisasi," tambah dia.

Baca juga: Menperin undang IKM manfaatkan hasil riset pangan gratis

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi BS Sukamdani, mengatakan, pemerintah sebenarnya memberi 'tax deduction' bagi industri yang ingin komersialisasi hasil riset.

“Akan tetapi dengan syarat harus sudah paten. Inilah yang jadi kendala,” kata Hariyadi.

Baca juga: BRIN perkuat kaderisasi peneliti ciptakan hasil riset berkualitas

Ia mengakui banyak pengusaha yang lebih suka beli teknologi dari luar negeri, karena lebih praktis ketimbang memulai sendiri. Meski mereka tahu, cara seperti itu tidak bagus untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Tanah Air.

Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia, Prof Didiek Hadjar Goenadi, mengatakan, pada 2023 terdapat 17 judul riset dalam Program GRS yang dinilai layak oleh komite riset AII untuk dikomersialisasikan.

Baca juga: Peneliti LIPI: spesies baru terancam punah karena tekanan lingkungan

Didiek menjelaskan, terdapat kendala para inventor dalam proses komersialisasi produk adalah berhenti di Technology Readiness Levels (TRL) 7, sementara industri atau investor maunya kerja sama jika hasil penelitian sudah TRL 8 hingga 9.

"AII membantu para inventor agar tidak terjadi lagi syndrome of the death valley atau lembah kematian. Hasil invensi itu akan kami tawarkan ke industri," kata Didiek.***

Pewarta: Indriani
Editor: Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2023