Jakarta (ANTARA) - Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyebutkan bahwa pendapatan mitra yang tergabung dalam ekosistem GoTo cenderung meningkat atau konsisten pada 2022.

Survei yang dilakukan pada akhir Desember 2022 hingga Januari 2023 itu bertujuan untuk memahami dampak dari penggabungan perusahaan Gojek dan Tokopedia terhadap mitra dalam ekosistem. Survei melibatkan responden dari mitra usaha GoTo, mitra penjual Tokopedia, dan mitra pengemudi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, meski mayoritas berasal dari pulau Jawa.

"Kami melihat bahwa di tengah kembalinya masyarakat ke transaksi offline di tahun 2022, GoTo masih mampu mendorong pendapatan mitra untuk tetap konsisten dan bahkan sebagian meningkat," kata Peneliti LPEM FEB UI Prani Sastiono saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Menurut hasil kajian lembaga itu, mitra usaha Gojek dan GoTo Financial mengalami peningkatan pendapatan rata-rata 5 persen dari Rp4.826.676 per bulan pada 2021 menjadi Rp5.043.205 per bulan pada 2022.

Baca juga: Analis: Pergantian direksi GOTO tingkatkan kepercayaan investor

Sementara itu, pendapatan per bulan mitra penjual Tokopedia menjadi Rp10.147.217 pada 2022 dari Rp10.425.760 pada 2021. Meski terdapat sedikit penurunan, Prani memandang bahwa penurunan tersebut tidak terlalu signifikan sehingga menunjukkan adanya konsistensi pendapatan per bulan antara 2021 dan 2022.

Survei juga menunjukkan bahwa pendapatan mitra pengemudi GoSend Sameday yang cenderung meningkat pada 2022 dibandingkan sebelum Gojek dan Tokopedia merger pada 2021, yaitu menjadi Rp5.162.381 per bulan dari yang sebelumnya Rp5.096.250 per bulan.

Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin memandang bahwa masyarakat secara umum masih menahan konsumsi saat tahun 2022. Ini dapat terlihat dari indeks pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih lebih rendah dari periode sebelum pandemi.

"Namun demikian, platform teknologi telah menjadi pilihan masyarakat untuk konsumsi. Sehingga, mitra ekosistem teknologi pendapatannya tetap konsisten atau meningkat," imbuh Chaikal.

Baca juga: Saham Gotong Royong GoTo raih penghargaan 'World Changing Ideas'

Di samping melihat dampak integrasi GoTo, kajian LPEM FEB UI juga menyoroti temuan lainnya termasuk terkait pemanfaatan layanan keuangan mitra GoTo yang meningkat pada 2022, baik mitra usaha GoTo maupun mitra pengemudi.

Secara umum, terdapat tiga produk keuangan yang banyak digunakan oleh mitra termasuk dompet digital, mobile banking, dan tabungan. Pada mitra usaha GoTo saja, terjadi peningkatan penggunaan layanan keuangan tersebut dari 88 persen pada 2021 naik menjadi 91 persen pada 2022.

"Dan ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional di mana kalau savings itu sekitar 37,7 persen dan fasilitas e-banking itu sekitar 11,72 persen. Kalaupun kita bandingkan dengan financial inclusion rate dari Indonesia, itu masih lebih tinggi," kata Prani.

Baca juga: GoTo cetak pendapatan bersih Rp3,33 triliun di kuartal pertama 2023

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Siti Zulaikha
COPYRIGHT © ANTARA 2023