Brussel, Belgia (ANTARA) - Institusi pemberi pinjaman milik Uni Eropa, European Investment Bank (EIB), meluncurkan program pendanaan baru sebesar 400 juta euro (Rp6,7 triliun) untuk upaya pemulihan di Ukraina.

Pendanaan tersebut diberikan sebelum rencana rekonstruksi jangka panjang yang diinisiasi oleh organisasi supranasional tersebut dimulai.

Sebanyak 16 dari 27 negara anggota Uni Eropa mengatakan bahwa mereka akan memberikan sumbangan untuk program pendanaan baru yang dinamakan Ukraine Trust Fund tersebut.

Pendanaan ini akan menyediakan hibah dan pinjaman, serta menawarkan jaminan kepada bank dan pelaku bisnis di Ukraina.

Prancis dan Italia, yang mana masing-masing memberikan 100 juta euro (Rp1,68 triliun), merupakan kontributor terbesar bagi program pendanaan tersebut.

Wakil Presiden EIB Teresa Czerwinska menyatakan bahwa pendanaan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki infrastruktur utama dan memberikan pembiayaan bagi pelaku usaha kecil dan menengah serta pelayanan publik.

"Uni Eropa menyalurkan pembiayaan tersebut untuk membangun ketahanan masyarakat dan ekonomi di Ukraina," ujarnya.

Czerwinska, yang dicalonkan sebagai pemimpin EIB selanjutnya, mengatakan bahwa tahun lalu pihaknya telah menyalurkan 1,7 miliar euro (Rp28,55 triliun) untuk rekonstruksi sekolah, taman kanak-kanak, rumah sakit, rumah dan apartemen murah, serta transportasi perkotaan.

Ia juga menyebut bahwa EIB akan menyediakan tambahan 100 juta euro untuk Ukraine Trust Fund untuk memberikan bantuan teknis agar negara tersebut dapat memanfaatkan pendanaan tersebut dengan efektif.

Bantuan teknis itu diberikan karena pengelolaan dana secara efektif merupakan suatu hal yang bahkan cukup sulit dilakukan oleh negara-negara Uni Eropa yang lebih maju dan kaya di masa damai sekalipun.

Uni Eropa juga memberikan dukungan bagi anggaran pemerintah Ukraina sebesar 18 miliar euro (Rp302,3 triliun) tahun ini.

Organisasi supranasional tersebut menjanjikan untuk menyalurkan tambahan 50 miliar euro (Rp839,7 triliun) pada 2024-2027 untuk membangun kembali negara tersebut dari dampak agresi Rusia yang dimulai pada Februari 2022.

Czerwinska mengatakan bahwa Ukraine Trust Fund akan menjadi bantuan sementara, dengan batas waktu hingga akhir 2025, sebelum pembiayaan baru sebesar 50 miliar euro tersebut mulai diberikan.

Jerman, yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Uni Eropa, tidak ikut berpartisipasi dalam Ukraine Trust Fund.

Seorang diplomat menyatakan bahwa pemerintah Jerman lebih memilih untuk memberikan bantuannya melalui anggaran utama Uni Eropa, yang juga disumbang oleh semua negara anggota.

Bank Dunia memperkirakan pembangunan kembali infrastruktur di Ukraina setelah tahun pertama konflik berlangsung akan menelan biaya sekitar 400 miliar dolar AS (Rp6.021 triliun).

Beberapa negara dan institusi internasional telah menjanjikan bantuan miliaran dolar AS kepada Ukraina saat menghadiri Ukraine Recovery Conference yang diadakan di London, Inggris, pada Juni 2023.

Sementara itu, pemerintah Ukraina telah meminta untuk diberikan bantuan sebesar 7 miliar dolar AS (Rp105,37 triliun) untuk menjalankan program pemulihan tahap pertama yang berfokus untuk memperbaiki infrastruktur energi sebelum musim dingin tiba.

Sumber: Reuters

Baca juga: EIB pertimbangkan luncurkan dana baru untuk lawan subsidi AS
Baca juga: EIB di Indonesia dukung pembiayaan tangani perubahan iklim


Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Arie Novarina
COPYRIGHT © ANTARA 2023