Surabaya (ANTARA News) - Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Ni Made Eka Mahadewi menilai pusat-pusat wisata belanja di Bali luput dari persiapan menyambut pemilihan "Miss World" dan penyelenggaraan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada September-Oktober 2013.

Persiapan menyambut pemilihan putri dunia pada 4--15 September dan pertemuan APEC dijadwalkan 1--8 Oktober, selama ini lebih terfokus ke perbaikan dan pembangunan infrastruktur, katanya dalam pernyataan yang disampaikan kepada Antara di Surabaya, Minggu.

"Sayang sekali, ada satu hal kecil yang akan berdampak besar yang terlupakan, yakni penataan taman, kebersihan lobi, fasilitas toilet dan hospitality (keramahtamahan) di pusat-pusat belanja seperti supermarket, minimarket, mal, restoran, cafe, bar, rumah makan, dan pasar seni," ujar Eka yang tengah mengikuti studi program doktor (S3) pariwisata di Universitas Udayana.

Wakil Sekjen PHRI Bali itu memberi contoh di Singapura, Kualalumpur, Hongkong, Milan atau Paris serta pusat-pusat wisata belanja dunia lainnya, yang mengedepankan penataan yang menarik guna mendatangkan pengunjung.

"Jika kita jalan-jalan ke pusat belanja di beberapa negara tersebut akan terlihat penataan yang menarik untuk mendatangkan pengunjung, baik masyarakat lokal maupun wisatawan," ucapnya.

Dia mengibaratkan pusat belanja sebagai "rumah kedua" bagi turis, sehingga perlu ditata sebagai bagian dari atraksi wisata. Rumah pertama di destinasi adalah bandar udara.

Pusat belanja sebagai rumah kedua menyediakan makan dan minum bagi wisatawan. Rumah ketiga adalah objek wisata, dan yang keempat sarana akomodasi.

"Ibarat rumah yang sesungguhnya, maka di destinasi itu seharusnya mampu menyediakan fasilitas seperti di rumah sendiri. Rumah identik dengan tempat yang menyiapkan rasa aman , nyaman dan hiburan yang menyenangkan," ucap Kabid Diklat SIPCO Bali (asosiasi MICE) itu.

Diibaratkan sebagai rumah sendiri, maka pusat-pusat belanja semestinya menyiapkan fasilitas yang memberikan kenyamanan, keamanan, kebersihan dan hiburan.

Dalam ranah "tourism event", katanya, penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penting dunia di destinasi dapat menjadi sarana promosi. Melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan besar, pusat-pusat belanja dapat berbenah menyiapkan kebutuhan pengunjung/wisatawan.

Membuat atraksi menarik melalui berbagai kerja sama dengan sponsor/pemasok, dapat menjadikan pusat-pusat belanja lebih semarak dan meriah.

Tema atraksi dapat mengkombinasikan budaya asing dan budaya daerah. Tujuan utama atraksi adalah untuk mendatangkan pengunjung/wisatawan, sehingga mampu memberikan pencitraan bagi destinasi.
(T007/Z002)

Pewarta: Tunggul Susilo
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013