Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengingatkan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya jangan hanya dipahami tapi harus diyakini serta diserap dalam hati.

"Jangan sampai konsep empat pilar hanya abstrak tapi juga harus menjadi bagian dari perbuatan dan kehidupan," kata Boediono saat menyampaikan pidato dalam peringatan HUT ke-68 MPR RI yang dilaksanakan di Gedung Nusantara IV, Komplek MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

Hadir dalam acara itu Ketua MPR Sidarto Danusubroto serta pimpinan legislatif.

Empat Pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 45, Bhinneka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Boediono, jika melihat kondisi di sejumlah negara seperti di Afrika Utara dan Timur Tengah, maka betapa mahalnya suatu konsensus berbangsa dan bernegara yang selama ini dianut bangsa Indonesia.

"Untuk mencapai konsensus tidaklah mudah. Oleh sebab itu sangat tepat bagi kita untuk bertekad merawat konsensus tersebut," kata Wapres.

Dikatakan Wapres, semua masyarakat hendaknya sangat baik untuk memahami dan mendalami empat pilar dalam konteks sejarah mulai lahir sampai pemantapan.

Boediono juga mengingatkan perlunya masyarakat untuk tidak melupakan sejarah terbentuknya dan lahirnya empat pilar tersebut. "Jangan sampai lupa sama sejarah," kata Wapres.

Wapres menilai jika generasi muda memahami dan menjalankan empat pilar tersebut maka bangsa Indonesia makin kokoh dan maju.

Dalam awal pidatonya, Wapres Boediono mengenang peran mantan Ketua MPR almarhum Taufik Kiemas yang terus menerus menggaungkan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara itu.

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2013