Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) mengedepankan prinsip responsible lending dalam menyalurkan pinjaman melalui layanan buy now pay later (BNPL) dengan melakukan penilaian terhadap kemampuan finansial nasabah.

"Kenapa kami begitu strict kepada siapa yang akan diberikan produk lending ini. Misalnya ada nasabah yang masih belum eligible, buat apa kami menawarkan itu. Saya rasa ini sangat fundamental," SEVP Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie dalam seminar virtual di Jakarta, Jumat.

Sebagai industri perbankan, Sunarto menekankan bahwa Bank Mandiri senantiasa memegang asas kehati-hatian (prudent) termasuk terkait dengan bisnis BNPL yang disebut Livin' Paylater yang baru diluncurkan perseroan di akhir  2023. Pihak bank sangat selektif sebelum menawarkan layanan BNPL kepada nasabah.

Baca juga: Bank Mandiri: Kebijakan BI naikkan suku bunga jadi langkah pre-emptive

Sunarto menjelaskan, penilaian kemampuan finansial dilakukan oleh Bank Mandiri dengan memanfaatkan data kebiasaan transaksi nasabah atau risk profiling. Dengan begitu, Bank Mandiri dapat mengidentifikasi dan memperkirakan kemampuan nasabah dalam melunasi pinjamannya serta menghindari risiko gagal bayar pada nasabah.

"Nomor satu, semua nasabah yang tawarkan paylater, kami sudah whitelist di depan. Supaya kami juga memastikan nasabah tidak kecewa. Kalau misalnya suatu hari kami merasa nasabah itu tidak cocok, kami tidak akan menawarkan," kata dia.

Setelah mendapatkan nasabah potensial yang masuk dalam whitelist, Sunarto mengatakan bahwa Bank Mandiri memastikan seluruh proses pengajuan dan persetujuan paylater berjalan dengan cepat. Selain itu, pihak bank memastikan limit kredit atau batas maksimal dana yang bisa dipinjam didasarkan pada risk profiling nasabah serta akan menampilkan seluruh biaya atau fee secara transparan kepada nasabah.

Baca juga: Bank Mandiri jamin likuiditas solid di tengah fluktuasi kurs rupiah

Bank Mandiri juga akan selalu memberikan informasi tagihan menjelang tanggal jatuh tempo pembayaran melalui notifikasi reminder serta menyediakan pembayaran dengan cara auto debet sehingga memudahkan nasabah.

"Jadi, semua proses kami bantu nasabah untuk melakukan pengelolaan keuangan. Jangan sampai nasabah itu masuk ke status kolektibilitas (Kol) yang jelek hanya karena faktor cara kerja produk," kata Sunarto.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024