Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Kantor Staf Presiden (KSP) Trijoko M. Soleh Oedin mengapresiasi langkah Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dalam pengembangan biomassa untuk mengurangi emisi karbon sekaligus menjadi katalis pendorong perekonomian rakyat.

Trijoko menilai PLN berhasil dalam pelaksanaan program cofiring (penggunaan bahan bakar alternatif) untuk PLTU yang tidak berbasis Hutan Tanaman Energi (HTE), melainkan memanfaatkan bahan baku dari limbah pertanian, perkebunan dan perhutanan serta penanaman di lahan kritis.

"Dan yang menarik adalah, ekosistem biomassa ini akan menurunkan emisi dari sisi FOLU (forestry and other land use) dan agriculture. Setidaknya sekarang itu bahasanya sedekah oksigen," ujar Trijoko dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Baca juga: PLN EPI jaga pasokan biomassa ke PLTU Paiton perkuat kelistrikan Jawa

Dia menegaskan, program cofiring biomassa oleh PLN ini sangat membantu komitmen pemerintah dalam upaya menurunkan emisi karbon. Dengan memanfaatkan limbah maka akan terjadi penurunan emisi dari limbah yang membusuk atau dibakar. Sedangkan dari penanaman di lahan kritis maka akan ada penyerapan karbon di tanah dan di batang tanaman.

"Di PLTU mengurangi porsi batu bara dengan biomassa akan terjadi penurunan emisi karbon. Sedangkan di hulunya, ada pengurangan emisi karbon dari pemanfaatan limbah serta peningkatan karbon stok dari penanaman," kata Trijoko.

Trijoko menambahkan, untuk mencapai Net Zero Emission (NZE), perlu dilakukan Life Cycle Assesment, dari hulu sampai hilir. Oleh karena itu, ia mendukung penuh program serupa untuk direplikasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, pengembangan energi biomassa menjadi salah satu komitmen perusahaan dalam pencapaian Net Zero Emission melalui penyediaan pasokan energi alternatif untuk mengurangi batu bara.

“Pengembangan energi biomassa sejalan dengan komitmen PLN untuk mengurangi emisi karbon melalui program penyediaan dan pengembangan ekosistem biomassa untuk cofiring PLTU,” kata Iwan.

Baca juga: SIG tingkatkan penggunaan bahan bakar alternatif sebesar 27 persen yoy

Iwan menjelaskan, komitmen pengembangan biomassa terus dijalankan perusahaan. Ada tiga inisiatif strategis yang telah dilakukan oleh PLN EPI, yaitu Program STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomass) memanfaatkan limbah pertanian/limbah pangan seperti sekam, jerami, bonggol jagung, serbuk aren, batang singkong dan lainnya; Program PERTIWI (Primary Energy Renewable & Territorial Integrated Wisdom of Indonesia) memanfaatkan limbah perkebunan/perhutanan seperti limbah replanting karet, kulit dan limbah sagu, limbah sawit, dll; dan optimalisasi lahan kritis/non produktif melalui program Green Economy Village yang telah dimulai sejak Februari 2023 bersama Pemda DIY dan Keraton Yogyakarta dengan melakukan penanaman tanaman pakan ternak dan biomassa di Gunung Kidul, DIY.

Iwan menerangkan, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan program ini berjalan dengan lancar, dimana PLN EPI menggandeng stakeholder terkait dalam menjamin kehandalan pasokan biomassa.

Sementara itu, Lurah Gombang, Kabupaten Gungkidul, DIY, Supriyanto menerangkan program tersebut merupakan solusi bagi masyarakatnya. Ia berharap, program PLN EPI jadi salah satu solusi kurangnya pakan di musim kemarau.

"Kami dan warga sangat senang dengan program ini karena memang warga sangat membutuhkan pakan. Terlebih, rantingnya juga bisa punya nilai ekonomi karena untuk cofiring," jelas dia.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024