Beijing (ANTARA) - Nama-nama seperti xiangchun, malantou, dan jicai mungkin masih terdengar asing, namun, sayur-sayuran liar itu merupakan hidangan yang paling dicari oleh para pencinta kuliner khas China selama musim semi.

Tanaman musim semi liar yang dapat dimakan, atau chuncai dalam bahasa Mandarin, menarik banyak perhatian konsumen China pada musim semi. Menyantap chuncai menjadi cara untuk menyambut dan merayakan musim semi.

Di pasar-pasar grosir besar di seluruh China, sayuran liar musiman dapat ditemukan di kios-kios dengan harga yang bervariasi hingga puluhan yuan per jin (setengah kilogram).

"Meskipun harganya lebih mahal dari sayuran biasa, sayuran itu terjual habis sebelum pukul 10 pagi setiap harinya," ujar seorang pemilik kios di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu, China timur.

Sejak Festival Musim Semi tahun ini, jaringan toko makanan segar Alibaba Freshippo, menyediakan hampir 20 jenis sayuran musim semi liar di lapaknya.

"Volume penjualan tahun ini meningkat 40 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," ujar Li Wenjie, seorang pembeli sayuran di sebuah toko Freshippo di Nanjing.

Menurut laporan tentang konsumsi sayuran musim semi liar yang dirilis oleh JD Research Institute for Consumption and Industrial Development, lebih dari 50 jenis sayuran liar musiman dijual di platform perdagangan elektronik.

Konsumen sayuran musim semi liar sebagian besar berada di kota-kota seperti Beijing dan Shanghai, dan kebanyakan lahir antara tahun 1980 dan 1999, menurut laporan tersebut.

"Sulit untuk membedakan sayuran tertentu dari berbagai macam sayuran liar. Saya membelinya untuk orang tua saya," kata seorang konsumen bermarga Li (27), yang selalu pergi ke toko kelontong sepulang kerja.

"Setelah ditambahkan sedikit garam, sayuran liar itu jadi terasa lezat, dan cocok untuk dimakan saat masa penurunan berat badan," ujar seorang binaragawan bermarga Zhao dalam komentarnya di sebuah platform e-commerce.

Untuk mempromosikan sayuran liar kepada konsumen muda, platform e-commerce bekerja sama dengan para blogger makanan untuk mengunggah video yang mendemonstrasikan cara memasaknya. Seorang blogger makanan dengan jutaan penggemar mengunggah video proses mengukus sayuran musim semi liar, mengumpulkan lebih dari 500 komentar dalam waktu tiga jam.

Antusiasme masyarakat terhadap sayuran liar memberikan kontribusi kepada ledakan sektor agrowisata di pinggiran kota, dengan banyaknya wisatawan yang melakukan perjalanan untuk menikmati cita rasa sayuran liar.

Lin Yunli, yang mengelola sebuah penginapan bed and breakfast (B&B) di Distrik Yanqing, pinggiran kota Beijing, menerima lebih banyak wisatawan sejak awal musim semi.

"Kami memperbarui menu kami dengan menambahkan hidangan sayuran liar musiman, dan hidangan ini sangat populer di antara para tamu. Berbagai sayuran liar tumbuh di dekat rumah saya, dan para tamu dapat membawanya pulang," ujar Lin.

Warga Beijing bernama Liu Xiaoxiao (32) merupakan penikmat sayuran liar. Dia sering pergi ke pinggiran kota bersama keluarganya untuk mencari restoran guna menikmati hidangan sayuran liar.

"Sangat menyenangkan bisa menyantap makanan yang sehat," ujar Liu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © ANTARA 2024