Paris (ANTARA) - Sebuah laporan yang dirilis oleh lembaga wadah pemikir (think tank) China pada Sabtu (4/5) di Paris menjabarkan proses modernisasi China dan menyoroti signifikansi globalnya.

Laporan berjudul "Modernisasi China: Jalan ke Depan" (Chinese Modernization: the Way Forward) itu ditulis bersama oleh para peneliti dari Institut Sejarah dan Kesusastraan Partai, yang berada di bawah Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC), dan Xinhua Institute yang merupakan wadah pemikir papan atas Kantor Berita Xinhua.

Presiden Kantor Berita Xinhua Fu Hua, yang juga menjabat sebagai ketua komite akademis Xinhua Institute, menuturkan bahwa di bawah kepemimpinan CPC, rakyat China telah merintis modernisasi China.

Dengan menguraikan konotasi dan esensi dari modernisasi China, Presiden China Xi Jinping menyumbangkan inovasi-inovasi besar pada teori-teori modernisasi global, tambah Fu.
 
     Seorang pengunjung mengambil gambar sebuah foto dengan telepon genggamnya saat berlangsung pameran foto peringatan 60 tahun terjalinnya hubungan diplomatik China-Prancis, di Paris, Prancis, 4 Mei 2024. (Xinhua/Lian Yi)

Dengan menjunjung tinggi semangat "membangun diri sendiri dan membantu pihak lain untuk maju" dan gagasan "dunia adalah satu keluarga besar," China berbagi peluang pembangunan dan membangun masa depan yang lebih baik bersama dengan negara lain, sebuah langkah yang tak hanya bermanfaat bagi rakyat China, tetapi juga membantu memajukan pembangunan global, yang pada gilirannya akan membawa dampak positif dan luas bagi dunia, papar Fu.

Ji Zhengju, selaku wakil direktur Institut Sejarah dan Kesusastraan Partai di Komite Sentral CPC, menyampaikan pidato tentang hubungan antara modernisasi dan pertukaran antarmasyarakat serta pertukaran budaya.

Kerja sama budaya harus berpegang pada semangat kemandirian, yang tidak hanya konotasi utama dari "semangat China-Prancis" yang dirangkum oleh Presiden Xi, tetapi juga konotasi spiritual yang penting dari modernisasi China, kata Ji.
 
     Presiden Kantor Berita Xinhua Fu Hua memberikan sambutan saat berlangsung forum tentang perkembangan pertukaran antar-masyarakat dan budaya diantara China dan Prancis di Paris, Prancis, 4 Mei 2024. (Xinhua/Meng Dingbo)

Pertukaran budaya harus memprioritaskan pembelajaran timbal balik, yang menjadi tema utama pertukaran budaya China-Prancis dan arah yang pasti dilalui oleh modernisasi China untuk mencapai pembangunan terkoordinasi antara peradaban material dan spiritual, imbuh Ji.

Menyoroti berbagai tantangan baru yang sedang dihadapi pembangunan global saat ini, Marc Uzan, pendiri sekaligus direktur eksekutif Reinventing Bretton Woods Committee, menyerukan hubungan kerja sama yang lebih erat antara Prancis dan China guna membuat sistem keuangan internasional menjadi lebih tangguh, adil, dan inklusif.

"Dengan menyinergikan upaya dengan China dan mitra-mitra internasional lainnya, kita akan dapat berkontribusi dalam membentuk tata kelola global yang lebih stabil," ujar Uzan.
 
   Para tamu menghadiri forum tentang perkembangan pertukaran antar-masyarakat dan budaya diantara China dan Prancis, di Paris, Prancis, 4 Mei 2024. (Xinhua/Ren Pengfei)

Remi Mathieu, seorang sinolog Prancis yang juga direktur riset emeritus di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), berpendapat bahwa praktik China dapat membantu Prancis untuk sejenak keluar dari cara berpikir lazim mereka.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024