Jakarta (ANTARA) - Komandan Wing Komando I, Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) Kolonel Pas Helmi A. Nange mengatakan pihaknya telah mengirimkan pasukan pengganti untuk bertugas menjaga perbatasan di wilayah Papua.

"Untuk satgas pengamanan perbatasan (Pamtas), memang baru dirolling, setahun dua bulan, ini juga dari jajaran Wing 1, dari batalyon 467, 461, Denmatra 1 maupun Denhanud," kata Helmi saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Pihaknya mengganti pasukan guna memperkuat pertahanan perbatasan di Papua sekaligus mengantisipasi serangan dari Kelompok Kriminal (KKB) yang belakangan jadi Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Helmi melanjutkan, jajarannya sudah mengirim 400 pasukan untuk bertugas di sana. Namun sebelum bertugas di Papua, ke-400 personelnya itu terlebih dahulu menjalani pelatihan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus, Batujajar, Bandung.

Ke-400 personel Kopasgat, lanjut Helmi, ditugaskan di 13 sampai 15 pos yang telah ditetapkan. Tidak hanya itu, personelnya juga akan menjaga seluruh bandara yang ada di kawasan rawan konflik wilayah Papua.

Namun demikian, Helmi tidak menjelaskan dengan rinci berapa bandara yang akan jadi fokus penjagaan pasukannya.

Dengan penggantian pasukan tersebut, Helmi yakin penjagaan wilayah perbatasan kawasan Papua akan semakin menguat.

Sebelumnya, aktivitas OPM seperti penyerangan aparat dan warga sipil masih berlangsung di tanah Papua. Yang terakhir yakni OPM kembali berulah di Distrik Borme Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, dengan merampas barang elektronik milik umat yang sedang melaksanakan ibadah pada Minggu, (5/5).

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno melalui rilis kepada ANTARA di Timika, Senin (6/5), menyebutkan bahwa aksi tersebut dilakukan pada Minggu 5 Mei 2024, pukul 11.00 WIT.

"Ketika jemaat sedang beribadah Minggu, datang empat orang OPM membawa satu pucuk senjata api dan mengancam serta merampas barang elektronik," katanya.

Menurut Bayu, barang yang dirampas oleh OPM yakni sebuah telepon genggam miliki jemaat atas nama David Korwa yang bertugas sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Borme.

"Juga OPM merampas telepon genggam milik Ferdian Rumansara seorang tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Borme," ujarnya.

Dia menjelaskan tidak hanya di situ, OPM yang berulah ini juga merampas satu unit laptop milik Kepala Puskesmas Borme atas nama Andi Wisal.

"Setelah merampas barang elektronik jemaat yang sedang beribadah, OPM menuju ke kompleks sekolah yang membuat guru-guru ketakutan serta melarikan diri ke hutan untuk bersembunyi," katanya lagi.

Dia menambahkan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi perkembangan terkait korban jiwa dari ulah OPM di Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Baca juga: Satgas Damai: OPM berulah di Distrik Borme Pegunungan Bintang 
Baca juga: Korban penembakan OPM dievakuasi dari Homeyo ke Timika
Baca juga: Satgas Damai Cartenz lakukan penyisiran OPM di Intan Jaya-Papua

Pewarta: Walda Marison
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2024