Kota Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung telah melakukan survei peta bahaya gempa bumi yang ditimbulkan akibat Sesar Lembang.

“Terkait dampak dari aktivitas Sesar Lembang, kita dari BMKG Bandung sudah melakukan skenario potensi peta guncangan atau shake map skenario mengenai dampak dari sesar-sesar yang ada di Jawa Barat,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Bandung Virga Librian di Bandung, Rabu.

Virga menjelaskan, dari hasil pemetaan tersebut, gempa akibat Sesar Lembang bisa berdampak luas ketika kekuatannya mencapai Magnitudo 6,8.

"Itu akan berdampak untuk wilayah Bandung Raya khususnya skala intensitas V-VIII MMI. Itu bahkan bisa berdampak sampai Subang, Purwakarta, dan daerah lainnya," katanya.

Menurut dia, dengan keberadaan Sesar Lembang yang membentang di sekitar Bandung Raya maka mitigasi harus bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, termasuk masyarakat yang tinggal di Bandung.

“Diharapkan masyarakat itu lebih meningkatkan kesiapsiagaan, bukan malah panik, tetapi meningkatkan kesiapsiagaannya melalui langkah mitigasi sebelum dan sesudah gempa bumi,” katanya.

Virga menambahkan, masyarakat juga harus memperhatikan terhadap ketersediaan alat atau makanan yang bisa digunakan ketika gempa Sesar Lembang terjadi.

Misalnya dengan menyiapkan tas siaga bencana yang bisa digunakan kapan saja ketika suatu bencana menimpa.

“Di mana tas siaga bencana itu bukan untuk gempa bumi saja, tetapi bisa untuk bencana lainnya yang berisikan tentang buku atau dokumen penting, lalu pakaian ganti, makanan instan yang siap saji,” katanya.

Sementara itu, Peneliti pada Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Edy Hidayat mengatakan, dengan keberadaan Sesar Lembang sudah seharusnya pemerintah daerah menyiapkan infrastruktur yang bisa digunakan masyarakat untuk meminimalisasi dampak dan korban gempa.

"Artinya ada infrastruktur yang mungkin bisa dibikin sederhana, tetapi dia kokoh. Tempat tidurnya diperkokoh, atau meja makannya diperkokoh. Itu saja yang bisa dilakukan oleh masyarakat langsung tanpa ada misalkan dana dari pemerintah," kata Edy.

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: M. Tohamaksun
COPYRIGHT © ANTARA 2024