Beograd/Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping menggambarkan Serbia sebagai "sahabat erat" dalam konteks hubungan luar negeri China. Dalam wacana diplomatik China, istilah ini mempunyai arti khusus.

"Serbia bangga atas persahabatannya yang erat dengan China, dan China selalu memperlakukan Serbia sebagai mitra yang setara," kata Presiden Serbia Aleksandar Vucic kepada Xi saat berkunjung ke China guna menghadiri Forum Sabuk dan Jalur Sutra untuk Kerja Sama Internasional yang ketiga pada Oktober tahun lalu.

Persahabatan yang erat, menurut Direktur Institut Urusan Internasional Universitas Renmin China, Wang Yiwei, mengandung arti hubungan yang erat, komunikasi yang erat, dan kerja sama yang erat atas dasar rasa saling menghormati yang tulus terhadap kepentingan inti satu sama lain. Semua ciri ini berlaku dalam hubungan China-Serbia.

Saat berjalan-jalan di Taman Kalemegdan di Beograd, yang merupakan simbol ketahanan, warisan, dan keindahan alam Serbia, dalam kunjungannya pada 2016, Xi mengungkapkan rasa hormatnya yang mendalam terhadap negara tersebut dan rakyatnya.

"Rakyat Serbia, dengan semangat yang tak tergoyahkan, telah berulang kali bangkit dalam sejarah seperti burung phoenix nirvana, yang sangat dikagumi oleh rakyat China" ujar presiden China itu, yang menyatakan bahwa semua negara, tanpa memandang ukurannya, adalah anggota komunitas internasional yang setara dan harus hidup berdampingan secara damai dan belajar dari satu sama lain.

Dipandu oleh filosofi Xi, China dengan tegas mendukung Serbia dalam isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan inti dan keprihatinan utama mereka, menjadikan persahabatan erat mereka sebagai contoh yang baik terkait perlakuan yang setara dan saling menguntungkan antarnegara dengan ukuran yang berbeda.

Aleksandar Vulin, mantan menteri pertahanan dan dalam negeri Serbia, menegaskan bahwa ikatan antara kedua negara diperkuat tidak hanya melalui diplomasi tetapi juga melalui rasa saling menghormati dan rasa saling pengertian.

"Serbia sangat menghormati Republik Rakyat China, bukan hanya karena besarnya negara tersebut, namun juga karena teladan kepemimpinan yang mereka miliki," tambahnya.

"China tahu bagaimana cara berbicara dan mendengarkan. China merupakan mitra, bukan komandan. China tidak mendikte, China memberi saran."  demikian Vulin.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024