Kuala Lumpur (ANTARA) - Badan Investigasi yang dibentuk untuk menyelidiki insiden kecelakaan dua helikopter Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (TLDM) yang terjadi pada 23 April 2024 lalu di Perak mengeluarkan laporan awal di Kuala Lumpur, Kamis.

Cabang Komunikasi Strategis Markas Besar Angkatan Laut Kerajaan Malaysia dalam pernyataan pers mengatakan laporan awal (Preliminary Report) menyebutkan bahwa seluruh awak pesawat yang terlibat dipastikan memiliki tingkat kesehatan yang baik untuk mengoperasikan pesawat (fit to fly).

Tingkat kelayakan penerbangan awak pesawat yang terlibat juga masih berlaku dan belum habis masa berlakunya.

Laporan awal menyebutkan kedua pesawat dipastikan laik terbang atau airworhty (safe to fly) pada hari kejadian. Dan pekerjaan perawatan kedua pesawat dipastikan dilakukan sesuai prosedur dan rutinitas yang ditetapkan Original Equipment Manufacturer (OEM).

Badan Investigasi melaporkan bahwa kondisi cuaca pada hari kejadian bagus dan cocok untuk melaksanakan penerbangan.

Pesawat HOM AW139 memiliki kotak hitam sedangkan pesawat Fennec produksi tahun 2003 (berusia 21 tahun) tidak dilengkapi peralatan tersebut.

Data yang telah dianalisis dari Multi Purpose Flight Data Recorder (black box) pesawat HOM AW139 telah diterima (3 Mei) dari OEM untuk dievaluasi lebih lanjut oleh Badan Investigasi.

Badan Investigasi yang dibentuk terdiri dari sembilan perwira TLDM yang memiliki spesialisasi dalam bidang penerbangan dan teknik udara. Badan Penyelidik juga mendapat bantuan dari Markas Angkatan Udara– Direktorat Jenderal Kelaikan Udara Teknis (DGTA) dan dokter medis Angkatan Tentara Malaysia (ATM).

Kerja sama, keahlian dan pandangan dari OEM seperti Leonardo Helicopter dan Airbus Helicopter juga dikonsultasikan untuk mempercepat penyelidikan termasuk analisis lengkap terhadap rekaman kotak hitam pesawat HOM.

Badan Investigasi masih melanjutkan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab atau faktor yang berkontribusi terhadap insiden yang menyebabkan 10 awak helikopter gugur.

Hal-hal yang diperiksa meliputi aspek-aspek antara lain, analisis kembali profil penerbangan pada hari kejadian dengan melakukan simulasi profil menggunakan simulator penerbangan dan juga pesawat nyata.

Bantuan dan wawasan dari Airbus Helicopter jika terdapat data perlengkapan pesawat Fennec yang dapat membantu penyelidikan.

Pernyataan pers itu juga mengatakan Badan Investigasi akan terus mengidentifikasi aspek-aspek relevan yang perlu dikaji lebih mendalam dan menyusun Laporan Akhir yang komprehensif dan rinci. TLDM memastikan penyelidikan itu dilakukan secara transparan dan komprehensif untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari kejadian tersebut.

Badan Investigasi saat ini sedang menyelesaikan Laporan Akhir yang diharapkan selesai pada 29 Mei 2024.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa TLDM akan terus berupaya memastikan aspek kesejahteraan anggota keluarga korban kecelakaan terkelola dengan baik, terutama terkait imbalan dan manfaat sesuai kualifikasi masing-masing.

Baca juga: Helikopter jatuh dekat Pulau Angsa di Malaysia
Baca juga: Dua helikopter Angkatan Laut Kerajaan Malaysia jatuh, 10 awaknya tewas

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2024