Jakarta (ANTARA) - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyampaikan bahwa 12,7 persen responden menilai petugas kepolisian memberikan kemudahan informasi mengenai kebijakan rekayasa arus lalu lintas selama Lebaran 2024; meliputi one way dan contraflow.

"Dan yang cukup menarik di sini, petugas lapangan juga dinilai cukup tinggi. Mungkin karena ada interaksi di lapangan antara mereka yang mudik dengan petugas lapangan, petugas-petugas kepolisian di rest area dan di sepanjang perjalanan," kata Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro dalam rilis yang disiarkan secara daring dan dipantau di Jakarta, Selasa.

Oleh sebab itu, Bawono menyebut petugas kepolisian dinilai cukup membantu dalam memberikan akses informasi mengenai dua kebijakan rekayasa arus lalu lintas tersebut.

Ia mengatakan bahwa kemudahan mengakses informasi dianggap penting karena seringkali kebijakan rekayasa arus lalu lintas tidak diketahui oleh masyarakat, sehingga kalau informasi tidak tersebar secara baik, maka masyarakat tidak dapat memperoleh informasi dengan baik.

Baca juga: Survei Indikator: 83,2 persen setuju kebijakan one way dan contraflow

Sementara itu, ia menjelaskan sebanyak 43 persen responden menilai berita di televisi disebut membantu masyarakat untuk mengetahui informasi rekayasa arus lalu lintas.

"Berita televisi menjadi sumber informasi utama. Jadi, pemberitaan-pemberitaan di televisi yang sampai berjam-jam itu ternyata sangat membantu warga kita dalam memperoleh informasi ruas-ruas jalan, dan kebijakan yang diterapkan oleh polisi dan pemerintah di sepanjang ruas jalanan mudik tersebut," jelasnya.

Selain itu, sebanyak 26,1 persen responden berpendapat media sosial menjadi salah satu kanal yang cukup membantu untuk mendapatkan informasi.

Baca juga: Korlantas hentikan "one way" arus balik Lebaran 2024 pagi ini

Secara keseluruhan, ia mengatakan bahwa sebanyak 79,7 persen masyarakat menilai informasi mengenai one way dan contraflow cukup mudah diakses.

Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia melakukan survei nasional mengenai evaluasi publik terhadap penyelenggaraan mudik Lebaran 2024 pada periode 24-26 April 2024 dengan metode pengambilan data dilakukan melalui telepon.

Target populasi survei tersebut adalah warga negara Indonesia (WNI) yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah, dan memiliki telepon, yakni sekitar 83 persen dari total populasi nasional.

Sampel survei dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) sebanyak 1.217 responden; terdiri dari 50,5 persen laki-laki, dan 49,5 persen perempuan. Sementara itu, toleransi kesalahan survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: "One way" di Tol Trans Jawa dihentikan setelah kepadatan terurai

Pewarta: Rio Feisal
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2024