Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mendorong pemerintah agar memperketat akses anak terhadap gim daring yang mengandung kekerasan untuk melindungi anak dari dampak negatif terhadap tumbuh kembang.

"Kami serukan kepada pemerintah pengetatan akses game online untuk anak-anak di bawah umur seperti pembatasan jam bermain ponsel. Karena berdampak pada tumbuh kembang anak yang berujung pada perilaku agresif sampai paparan pornografi," kata Dede Yusuf dalam keterangan, di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menparekraf: Pemerintah kaji rekomendasi blokir gim online kekerasan

Menurutnya, gim daring yang mengandung kekerasan banyak mempengaruhi perilaku anak-anak, sebab gim tersebut dapat mempengaruhi psikologi anak-anak.

"Ada kelakuan yang berulang, seperti top up. Uang sekolah habis untuk top up game online. Kami sangat prihatin sekali, terutama pendidikan dan perilaku anak-anak ini," kata Dede Yusuf.

Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sekaligus Ketua Pelaksana Harian Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional Sandiaga Uno turut menanggapi polemik gim daring mengandung kekerasan ini.

Baca juga: LPAI serukan pemerintah blokir gim daring yang mengandung kekerasan

Dalam audiensi tertutup pada Kamis (2/5) bersama Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sandiaga Uno mengatakan bahwa gim daring mengandung kekerasan dapat menyebabkan perilaku agresif dan juga adiksi bagi anak-anak yang mengakses-nya.

Sandiaga Uno mengatakan pihaknya mendapatkan sejumlah laporan dari para orang tua yang mengeluh anaknya kecanduan gim daring tersebut.

"Saat kunjungan kerja di Bogor, ada ibu-ibu menyampaikan anaknya kecanduan main gim. Dia (anak) mulai pinjam uang dari teman-temannya, menghabiskan dana yang banyak. Ini merusak masa depannya," katanya.

Baca juga: Pemerintah diminta terbitkan regulasi blokir gim online tidak sesuai

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2024