Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat menyelenggarakan program bedah rumah bagi pasien penderita tuberkulosis (TBC) terutama yang berlantai dua untuk memaksimalkan pencahayaan alami ke dalam rumah.

"Lantai atasnya itu dikasih pencahayaan, udara terbuka, supaya sinar matahari masuk. Padahal di atas itu rata-rata ada dak," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Jakarta Pusat Ahmad Joehandi saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ahmad mengatakan rata-rata rumah pasien berada di gang sempit dan tidak memungkinkan sinar matahari masuk sehingga inilah alasan tim bedah membuatnya menjadi dua lantai.

Selain itu, rumah hasil bedah pun dibuat memiliki ventilasi yang memadai sehingga memungkinkan udara bertukar dengan baik. Lalu, bukan hanya ventilasi, tangki septik juga ikut dibenahi sehingga rumah pun menjadi masuk kategori standar layak atau rumah sehat.

"Rumah standar layak itu ada sinar matahari masuk, sirkulasi udaranya (baik), kemudian juga memplester dan memperbaiki tangki septik. Untuk pekerjaan yang terakhir ini dibantu Perusahaan Daerah PAL Jaya," kata Ahmad.

Terkait dengan program bedah rumah tersebut,  Pemkot Jakarta Pusat juga membantu pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) setelah rumah dibedah.

Pemerintah menggandeng BAZNAS/ BAZIS DKI Jakarta untuk menjalankan program ini dan sudah tiga rumah rampung pada tahun ini di tiga kecamatan berbeda yakni Kecamatan Cempaka Putih, Johar Baru, dan Menteng.

Pemerintah menargetkan setidaknya ada satu rumah pasien di lima kecamatan lainnya yang juga dibedah tahun ini.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat Rismasari mengatakan program bedah rumah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi TBC.

Berbicara lebih lanjut terkait upaya, pemerintah juga fokus pada Pengobatan pasien TBC tuntas sampai sembuh, pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) bagi kontak serumah pasien TBC, investigasi kontak oleh tim Komunitas TBC.

Upaya lainnya yakni kolaborasi dengan kader kesehatan dan lintas sektor, pembentukan tim district public private mix tingkat kota Jakarta Pusat, kampanye edukasi di Kampus Universitas Yarsi, skrining terintegrasi dengan penyakit tidak menular, dan skrining aktif masif di Lapas /Rutan Salemba.

"Kami juga melakukan penelusuran kasus aktif  di masyarakat dengan menggunakan mobile rontgen serta jejaring dengan klinik, tempat praktik mandiri dokter (TPMD) , dan puskesmas serta alur rujukan ke rumah sakit," ucap Rismasari.
Baca juga: Sudinkes Jaksel bentuk kampung siaga untuk tanggulangi TBC
Baca juga: Jakarta Pusat rampungkan bedah rumah pasien TBC di tiga kecamatan
Baca juga: Jakarta Utara canangkan Kampung Siaga TBC

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2024