Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara terus memantau dan mengendalikan harga komoditas pangan menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah yang jatuh pada 17 Juni 2024.

"Kami terus memantau situasi harga setiap hari," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Provinsi Sumut Sujatmiko di Medan, Minggu.

Sujatmiko melanjutkan, ketika pihaknya menemukan gejolak yang tidak normal, Pemprov Sumut melakukan pertemuan dengan pihak terkait untuk menemukan solusi. Selain itu, dia menambahkan, Pemprov Sumut juga rutin mengadakan rapat dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setiap hari Senin.

"Kami membahas semuanya di sana. Setelah itu, kalau perlu, kami mengambil tindakan misalnya dengan melakukan inspeksi mendadak dari hilir atau pasar baru ke hulu atau produsen," kata Sujatmiko.

Kemudian, dia menambahkan, cara lain adalah dengan mengadakan gerakan pangan murah.

Baca juga: Bulog Sumut: Penyaluran bantuan beras tahap kedua dimulai dari Dairi

Baca juga: KPPU tegaskan tak ada spekulan-kartel di Sumut selama Ramadhan


Hal tersebut, menurut Sujatmiko, dapat mengurangi beban masyarakat sekaligus membantu untuk mengendalikan harga. Komoditas yang disediakan untuk program itu seperti beras, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, bawang putih.

"Sampai sekarang gerakan itu masih kami lakukan. Komoditas yang kami sediakan hasil dari bekerja sama dengan para distributor maupun produsen yang berkenan menjualnya dengan harga lebih murah dari harga pasar," tutur dia.

Sujatmiko menyebutkan saat ini harga beberapa komoditas pangan di Sumut mengalami kenaikan misalnya bawang merah dan bawang putih.

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata bawang merah di Sumut mencapai Rp52.460 per kilogram pada Mei 2024, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni Rp50.470 per kilogram.

Nilai itu lebih tinggi harga acuan penjualan bawang merah di tingkat konsumen adalah Rp36.500-Rp41.500 per kilogram.

Salah satu penyebab kenaikan harga bawang merah itu, kata Sujatmiko, yaitu terhambatnya pengangkutan bawang merah dari Sumatera Barat akibat banjir yang terjadi di daerah tersebut.

"Suplai terganggu membuat harga mengalami kenaikan," ujar dia.

Untuk, harga bawang putih, Bapanas mencatat harga rata-ratanya Rp40.110 per kilogram di Sumut, lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET) Kementerian Perdagangan yakni Rp32 ribu per kilogram.

Baca juga: KPPU-Pemprov sebut pasokan bawang putih di Sumut aman

Baca juga: Dekranasda kenalkan kekayaan kriya Sumut ke investor di PIISU



 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024