Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengatakan inflasi umum turun pada April 2024 didukung oleh intervensi aktif pemerintah dalam menjaga kecukupan pasokan komoditas pangan.

"Inflasi umum turun ke 3 persen (yoy), didorong oleh meredanya El-Nino, berakhirnya periode Idul Fitri, dan keberhasilan pemerintah dalam mendorong kecukupan pasokan komoditas pangan," kata ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky di Jakarta, Selasa.

Riefky menuturkan inflasi mereda dengan strategi pasokan pangan dan moderasi El-Nino. Inflasi umum Indonesia melambat menjadi 3 persen secara year on year (yoy) pada April 2024, turun dari 3,05 persen (yoy) pada bulan sebelumnya dan merupakan perlambatan pertama sejak Desember 2023.

Inflasi umum bulanan juga melambat menjadi 0,25 persen month to month (mtm) pada April 2024 setelah mencapai puncaknya sebesar 0,52 persen (mtm) pada Maret 2024, yang merupakan angka tertinggi sejak Januari 2023.

Perlambatan inflasi umum sejalan dengan meredanya tekanan pada harga pangan, yang memiliki bobot terbesar dalam perhitungan inflasi. Penurunan tekanan harga pangan pada April terjadi setelah sepuluh bulan terjadi tekanan yang meningkat pada biaya pangan.

Inflasi komponen pangan melambat signifikan dari 8,09 persen (yoy) pada Maret 2024 menjadi 7,56 persen (yoy) pada April 2024.

Berkat keberhasilan pengelolaan pasokan pangan oleh Pemerintah Indonesia dan dampak moderat dari fenomena El-Nino yang diperkirakan akan berakhir antara Mei hingga Juli 2024, meredanya tekanan inflasi harga pangan telah berdampak pada rendahnya inflasi pada periode Idul Fitri pada 2024 dibandingkan dengan tiga tahun terakhir.

"Hal ini akan menjadi katalis positif untuk menjaga inflasi secara keseluruhan sesuai target BI sebesar 1,5 persen hingga 3,5 persen," ujarnya.

Namun demikian, lanjut Riefky, potensi risiko inflasi masih terlihat dan harus dimitigasi dengan baik. Tekanan eksternal yang berkepanjangan telah melemahkan rupiah dalam beberapa pekan terakhir dan jika tren ini terus berlanjut dapat berdampak negatif terhadap tingkat harga domestik melalui inflasi impor.

Hal lain yang patut diwaspadai adalah beberapa lembaga iklim memperkirakan potensi terjadinya fenomena La Nina pada kuartal III-2024 yang dapat berdampak negatif terhadap produksi pangan hortikultura.

Oleh karena itu, mitigasi risiko dan pengelolaan pasokan pangan masih diperlukan hingga sisa tahun 2024.

Baca juga: BI perkuat sinergi pengendalian inflasi daerah
Baca juga: Ekonom UI ungkap tiga alasan yang buat inflasi RI tetap rendah

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
COPYRIGHT © ANTARA 2024