Jakarta (ANTARA) - Pakar konservasi dan pengelolaan lingkungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Didik Widyatmoko mengatakan bahwa biodiversitas ekosistem menjadi pertahanan pertama ketika terjadi bencana alam sehingga kelestariannya perlu dijaga.

"Intinya, biodiversitas ekosistem itu sebagai first line pertahanan. Sebelum manusia berbuat apa-apa ekosistem itu sudah ada dan dia membuat bumper dari terjadinya bencana alam," kata Didik Widyatmoko dalam diskusi daring Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN disimak dari Jakarta, Selasa.

Baca juga: BRIN: Teknologi tangga ikan untuk pertahankan biodiversitas air tawar

Dalam kesempatan itu, dia memberikan contoh bagaimana hutan mangrove menjadi benteng yang melindungi Desa Kabonga Besar di Donggala saat terjadi tsunami di Sulawesi Tengah pada 2018.

Profesor Riset Bidang Konservasi dan Pengelolaan Lingkungan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN itu juga memberikan contoh bagaimana area dengan tutupan mangrove terdampak lebih ringan ketika terjadi tsunami di Aceh pada 2004.

"Terbukti dengan adanya bumper mangrove itu earthquake consequences itu bisa sangat dikurangi dengan sangat signifikan," katanya.

Baca juga: Biodiversitas Indonesia potensial untuk pengembangan obat herbal

Dia menjelaskan bahwa semakin kuat dan sehat sebuah ekosistem maka akan memberikan "keuntungan" yang lebih besar pula, salah satunya dalam upaya mitigasi bencana alam.

Tindakan pencegahan, katanya, digunakan untuk mengurangi dampak dari bencana. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperkuat mitigasi bencana secara alami seperti mendorong rehabilitasi lahan terdegradasi.

Didik mengatakan bahwa kondisi lingkungan menentukan seberapa besar dampak yang terjadi ketika bencana alam terjadi.

Baca juga: Keanekaragaman hayati jadi aset berharga bagi Indonesia

Untuk itu, dia menyerukan kepada berbagai pihak agar turut berkontribusi dalam upaya mitigasi bencana yang dilakukan lewat pelestarian lingkungan, dimulai dari langkah-langkah kecil seperti menghemat energi dan air serta melakukan penanaman pohon.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024