Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjelaskan peta jalan spektrum di Indonesia yang sudah tertata dan yang ditargetkan untuk dilelang di masa mendatang.

Direktur Penataan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) Kemenkominfo Denny Setiawan menyebutkan spektrum-spektrum tersebut memegang peranan penting untuk menunjang kelancaran konektivitas dan telekomunikasi di Indonesia termasuk dalam mewujudkan Visi Indonesia Digital (VID) 2045.

"Dalam peta jalan spektrum di Indonesia, kami memiliki eksisting band untuk menunjang telekomunikasi Adapun layanan dengan teknologi 5G mulai beroperasi di 2021," kata Direktur Penataan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) Kemenkominfo Denny Setiawan di Jakarta, Selasa.

Dalam acara yang bertajuk "Synchronizing Indonesia Digital Future with 5G:Advancing Towards 2045" itu, Denny mengatakan secara keseluruhan spektrum frekuensi yang beroperasi saat ini di antaranya spektrum 850 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, 2,1 MHz, dan 5GHz.

Secara khusus untuk implementasi teknologi 5G bagi layanan komersil mengambil tiga spektrum, yakni 2.3 GHz, 2.1 GHz, dan 1800 MHz.

Baca juga: Menkominfo tekankan pentingnya pencapaian Visi Indonesia Emas 2045

Baca juga: Menkominfo sampaikan lima kebijakan ekonomi digital dalam VID 2045


Meski demikian dengan implementasi fitur bernama Dynamic Spectrum Sharing (DSS) dan Carrier Aggregation (CA) maka spektrum yang sebelumnya telah digunakan penyelenggara untuk jaringan 4G juga dapat dioptimasi untuk mengakses 5G.

Saat ini, Denny mengatakan penyelenggara yang menghadirkan 5G di Indonesia sebenarnya tidak hanya menyediakan konektivitas cepat untuk masyarakat di beberapa daerah yang tersedia, tapi juga sudah menghadirkan solusi 5G untuk otomatisasi industri di beberapa sektor seperti pertambangan.

Lebih lanjut, Denny mengatakan di 2024 ini ada dua spektrum yang akan dirilis untuk lelang dalam waktu dekat yaitu 700 MHz dan juga 26 GHz.

"Yang sudah menanti untuk dirilis dalam waktu dekat ini ada spektrum 700 MHz dan 26 GHz," kata Denny.

Untuk spektrum 700 MHz berasal dari hasil migrasi siaran TV analog ke TV digital atau dikenal juga sebagai Analog Switch Off (ASO) yang telah rampung pada 2023.

Saat ini total pita lebar yang tersedia di spektrum 700 MHz ini untuk pelelangan kepada penyelenggara telekomunikasi berjumlah 45 MHz.

Sementara untuk spektrum 26 GHz, total yang akan dilelang berjumlah 1600 MHz di 2024. Sementara ada sisa kapasitas pita lebar 1150 MHz masih belum disiapkan untuk lelang karena dalam proses pendalaman studi.

Terakhir, terdapat tiga spektrum yang akan dilelang pada 2025 yaitu spektrum 2.6 GHz, 3.3 GHz, dan 3.5 GHz.

Peruntukannya saat ini untuk spektrum 2.6 GHz masih dikuasai oleh jaringan TV berbayar. Sementara untuk spektrum 3.3GHz dan 3.5 GHz saat ini diperuntukkan untuk layanan satelit fixed dan broadband wireless acess (BWA).

"Nah untuk 2.6 GHz, 3.3 GHz, dan 3.5 GHz untuk menambah kapasitas kami harapkan bisa dilelang pada tahun depan," ujar Denny.

Denny mengatakan pihaknya menerapkan aturan implementasi teknologi netral untuk pemanfaatan spektrum-spektrum tersebut dengan tidak membatasi pemenang lelang mengembangkan peruntukan spektrum untuk teknologi tertentu.

Harapannya dengan demikian pemenang lelang spektrum dapat berkreasi dan menghadirkan inovasi baru yang dapat mendukung Indonesia mewujudkan VID 2045.

Baca juga: Visi Digital Indonesia 2045 solusi kesenjangan keterampilan digital

Baca juga: Menkominfo nilai kolaborasi wujudkan ekosistem digital inklusif

Baca juga: Transformasi digital sokong target RI jadi negara ekonomi terkuat ke-5

 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024