Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Sancoyo Antarikso menjelaskan faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia, salah satunya kondisi demografi Indonesia.

Sancoyo menyebutkan faktor pertama adalah kondisi demografi Indonesia dimana memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat sedunia sehingga potensi konsumen produk kosmetik pun cukup menjanjikan bagi industri.

"Dari sisi demografi memang penduduk Indonesia ini nomor 4 sedunia jadi secara jumlah, size cukup menjanjikan," kata Sancoyo dalam pembukaan ajang Indonesia Cosmetics Ingredients (ICI) Expo 2024 di Jakarta Pusat, Rabu.

Faktor berikutnya adalah komposisi penduduk Indonesia yang didominasi oleh generasi muda. Menurut Sancoyo, generasi muda lebih banyak menggunakan produk-produk kosmetik.

Baca juga: Menperin ajak industri kosmetik manfaatkan potensi bahan natural

Baca juga: BRIN jalin kolaborasi riset kosmetik berbahan tumbuhan


Kendati demikian, papar Sancoyo, industri kosmetik kini juga berupaya melebarkan jangkauan konsumennya menjadi lebih universal baik dari sisi usia, gender, dan lainnya.

"Penduduk muda ini keterpaparan terhadap kosmetika jauh lebih tinggi. Meskipun sekarang upaya untuk melebarkan konsumen itu ada, baik dari sisi usia, gender, dan lain sebagainya itu ada," ujar Sancoyo.

Tingkat kesejahteraan masyarakat menurut Sancoyo juga berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan industri kosmetik dalam negeri. Hal itu disebabkan semakin tinggi kesejahteraan masyarakat maka kebutuhan dan konsumsi terhadap produk kosmetik dan perawatan tubuh juga ikut meningkat.

Faktor terakhir adalah informasi mengenai produk kosmetik yang semakin mudah didapat masyarakat berkat kehadiran akses internet. Informasi mengenai tren kecantikan global bisa dengan mudah didapatkan sehingga dapat mendorong konsumsi kosmetik di Indonesia.

"Konsumen Indonesia sudah semakin canggih dan informed dengan penetrasi internet semakin dalam sehingga tren-tren di global itu semakin cepat masuk ke Indonesia. Selain itu juga informasi tentang kosmetik juga semakin mudah ditemukan jadi penggunanya juga semakin tinggi," papar Sancoyo.

Diketahui, dalam kesempatan yang sama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan bahwa pelaku usaha industri kosmetik nasional mengalami peningkatan sebesar 43,11 persen dalam 3 tahun terakhir dari 726 usaha tahun 2020 menjadi 1.040 usaha di tahun 2023.

Kemudian, kelompok industri farmasi, obat kimia, obat tradisional, bahan kimia dan barang kimia yang di dalamnya termasuk industri kosmetik memberikan kontribusi terbesar kedua bagi PDB dari sektor industri pengolahan setelah industri makanan dan minuman.

"Kelompok industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, yang di dalamnya termasuk industri kosmetik, juga memiliki kontribusi yang cukup baik yaitu 6,8 persen terhadap PDB sektor industri pengolahan dan kontribusi ini menempati posisi nomor 2 setelah kontribusi industri makanan yang mencapai sebesar 17,2 persen," papar Agus.

Baca juga: Didukung pasar dan SDA, industri kosmetik lokal potensial berkembang

Baca juga: Menggeliatkan ekspor produk kosmetik Tanah Air

Baca juga: Kreativitas kosmetik lokal di era Industri 4.0

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024