Jakarta (ANTARA) -
Jumlah pasien yang mengalami penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciracas, Jakarta Timur, terus meningkat sejak awal tahun 2024 ini.
 
Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Ciracas Fetty Nilamsari ditemui di RSUD Ciracas, Rabu, mengatakan, sejak Januari hingga Mei 2024 jumlah kasus DBD mengalami peningkatan sekitar 30-50 persen.
 
"Pada Januari jumlah pasien DBD mencapai 17 orang, Februari sebanyak 28 pasien DBD, Maret sebanyak 35 pasien DBD, April sebanyak 40 kasus DBD dan Mei 2024 sebanyak 40 kasus DBD," katanya.
 
Menurut Fetty, peningkatan jumlah pasien di RSUD Ciracas disebabkan musim pancaroba, di mana musim hujan dan kemarau yang naik turun.
 
Dia mengatakan pasien yang mengalami penyakit DBD tidak hanya dari kalangan anak-anak saja, melainkan juga orang dewasa.
 
"Sekarang seimbang ada pasien anak dan dewasa. Jadi tak bisa kita sebutkan bahwa pasien anak lebih banyak," ujarnya.
 
Fetty menuturkan pasien yang datang ke RSUD Ciracas kebanyakan mengalami gejala demam sekitar 3-5 hari, kondisinya lemas, mual dan muntah.
 
"Bila ada pasien yang mengalami gejala seperti itu, kami langsung melakukan pemeriksaan trombosit. Biasanya hari ketiga demam dan trombositnya sekitar 200 ribu, namun pada hari keempat dan kelima turun sekitar 50 ribu. Pasien yang trombositnya turun hingga 150 ribu langsung kami tindaklanjuti dengan pemberian cairan infus," papar Fetty.

Baca juga: DKI ingatkan pentingnya PSN tiap pekan untuk kendalikan vektor DBD
 
Hingga saat ini, kata dia, belum ada pasien meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.
 
Fetty menegaskan, RSUD Ciracas tidak membeda-bedakan status pasien baik merupakan pasien BPJS atau pasien umum dalam penanganan kasus DBD.
 
"Di rumah sakit ini kami menerima sekitar 97 persen pasien BPJS, sementara sisanya pasien umum," katanya.
 
Dalam kesempatan itu, Fetty juga mengimbau agar masyarakat rutin melakukan 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang serta menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk di rumah.
 
"Hal ini lantaran penyebaran penyakit DBD melalui jentik nyamuk. Kami minta masyarakat menjaga stamina dan menjaga kebersihan lingkungan. Kalau ada gejala DBD segera datang ke rumah sakit agar segera ditangani," tuturnya.
 
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kasus DBD di Jakarta sudah mencapai 7.142 orang sejak awal 2024 hingga 14 Mei 2024. Dari jumlah itu, 15 orang meninggal dunia.
 
Jumlah kasus DBD pada April 2024 mencapai 3.132 kasus, dan kasus DBD di bulan Mei berjumlah 729 kasus.
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade irma Junida
COPYRIGHT © ANTARA 2024