Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid mendorong wirausahawan mikro, kecil dan menengah, khususnya para santri yang dilatih mengekspor dalam platform "Santri Siap Ekspor" dari Shopee, diajari menaati administrasi.

"Saya rasa penting sekali Shopee dan kami di NU sama-sama membenahi santri atau pelaku UMKM itu, di samping diberikan pemahaman tentang kewirausahaan, diberi juga pemahaman tentang administrasi agar tidak kena yang namanya maladministrasi di dalam kewirausahaan," kata Sayyid dalam pernyataannya saat membuka pelatihan "Santri Siap Ekspor" di Senen, Jakarta Pusat, Rabu.

Menurut Sayyid, pemahaman administrasi penting dimiliki wirausahawan, terlebih jika itu menyangkut perjanjian kerja sama.

Kalau wirausahawan gagal memahami administrasi dalam suatu perjanjian tersebut, maka kepercayaan dari orang lain pun bisa terganggu.

Baca juga: PBNU : Peserta pelatihan ekspor Shopee pasti dievaluasi

Baca juga: Shopee-PBNU tingkatkan keterampilan santri berniaga sampai bisa ekspor


Peningkatan pemahaman mengenai strategi berniaga secara elektronik memang memberi peluang kepada para santri untuk mencari jalan kemitraan dengan orientasi ekspor.

Sayyid mengatakan ketika santri sudah mendapatkan jalannya, pelan-pelan akan kelihatan kalau dia pantas diberi peluang.

Tapi modal santri dalam menjaga kemitraan itu ada dua, yakni kepercayaan dan ketekunan.

Sehingga tidak hanya cukup dengan tekun, santri harus terus menjaga kepercayaan terhadap usahanya jika ingin sukses dalam berbisnis dengan orang lain.

Karena tujuannya menjadi eksportir, maka wirausahawan dari kalangan santri atau santripreneur penting memiliki kecakapan memahami administrasi yang berlaku di negara lain.

Penggerak UMKM di Magelang (Jawa Tengah) itu adalah para nahdiyin, kata Sayyid.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menambahkan, di Jawa Timur pun terdapat penjual pakaian Muslim anak dari kalangan NU yang diminati produknya oleh konsumen Thailand.

Hal itu karena produk yang dipertunjukkan saat Shopee mengadakan kompetisi "Dari Pesantren ke Pesantren" tahun lalu dipandang memiliki nilai keunikan.

"Kami saksikan sendiri di beberapa daerah, produk-produk santri ini memiliki nilai keunikan. Dan memang dari sisi personalnya, seperti tadi disampaikan, para santri ini sangat tekun untuk membangun bisnisnya," kata Radynal.

Dengan itu diharapkan agar pelatihan "Santri Siap Ekspor" dapat memberikan wawasan kepada para santripreneur seputar bisnis digital dan niaga-el, hingga kiat-kiat dalam mengekspor produk lokal karya santri ke berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin bersama lebih dari 26 juta produk UMKM lainnya yang sudah berhasil ekspor bersama Shopee.

Baca juga: Ribuan produk dari santri siap dibawa ke pasar dunia

Baca juga: Gandeng PBNU, Shopee Barokah siapkan program ekspor untuk 1.000 santri

Baca juga: Kisah santri sukses terapkan digitaliasi naikan kelas usaha keluarga

 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024