Kuala Lumpur (ANTARA) - Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke pada Jumat (31/5) mengatakan negaranya ingin memperkuat kerja sama dengan China di bidang kecerdasan buatan (AI), dengan fokus pada pendidikan dan pelatihan.

Berbicara di program televisi Bernama "Roundtable: 50 Tahun Persahabatan Malaysia-China”, Loke mengatakan China berfokus pada pengembangan teknologi tinggi, khususnya AI, bidang yang mendapat perhatian Malaysia.

Loke menegaskan, kedua negara dapat memperkuat kerja sama di bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan Kejuruan (TVET) dan pendidikan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).

Loke menyoroti TVET sebagai fokus utama sistem pendidikan Malaysia, yang bertujuan membekali siswa dengan keterampilan praktis dan siap kerja.

"China telah menawarkan banyak peluang bagi siswa kami untuk menerima pelatihan TVET, dan sebaliknya. Kami mengharapkan dapat melihat lebih banyak kolaborasi di masa depan,” kata dia.

Konselor Kedutaan Besar China di Malaysia Lin Shiguang mengatakan kerja sama bilateral membantu kedua negara mengatasi kekurangan sumber daya manusia berkualitas tinggi, ketika melaksanakan proyek-proyek besar.

China sedang mempromosikan pendidikan STEM, khususnya AI, komputasi awan, pusat data, dan teknologi baru, kata dia.

Pada 30 Mei, Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan bahwa 220 perusahaan China menawarkan 5.125 tempat kepada pelajar Malaysia untuk pelatihan jangka pendek, menengah dan panjang terkait TVET.

Sumber: VNA-OANA
Baca juga: Malaysia sebut China masih jadi prioritas pasar wisatawan terbesar
Baca juga: Kerja sama kawasan industri China-Malaysia catat kemajuan yang stabil
Baca juga: Malaysia bidik kerja sama dengan sektor penerbangan China

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2024