Sampit (ANTARA) -
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit memprediksi wilayah utara Kotim akan diliputi musim hujan sepanjang 2024 sekaligus mengingatkan dampaknya.
 
Pelaksana Tugas Kepala BMKG Kotim sekaligus prakirawan Mulyono Leo Nardo di Sampit, Sabtu, menjelaskan wilayah utara atau tepatnya Kalteng 8 diprakirakan terjadi hujan sepanjang tahun dan tidak ada transisi ke musim kemarau.
 
"Sehubungan kondisi musim di wilayah utara Kotim, diimbau masyarakat maupun instansi terkait tetap waspada terhadap potensi terjadinya banjir. Karena diketahui, wilayah utara Kotim terutama yang berada di bantaran sungai merupakan kawasan yang rawan banjir," jelasnya.
 
Kalteng 8 meliputi wilayah Kecamatan Antang Kalang, Tualan Hulu bagian utara, Telaga Antang Bagian utara, dan Bukit Santuai bagian utara.
 
Potensi banjir di wilayah utara ini juga dapat berimbas pada wilayah yang berada di bawahnya atau yang sering disebut banjir kiriman.
 
“Kemungkinan besar utara akan menyumbang lintasan air hujannya dan menyebabkan banjir di daerah bawahnya, hal ini juga perlu menjadi perhatian agar masyarakat bisa mengambil langkah antisipasi,” tuturnya.
   
Di samping itu, adanya perbedaan musim di wilayah Kotim berpotensi terjadi dua bencana dalam waktu bersamaan, yakni banjir dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
 
Hal ini pun telah disampaikan kepada pemerintah daerah dan instansi terkait agar bisa menyiapkan upaya mitigasi bencana sejak dini.
 
Di sisi lain, Pemkab Kotim telah menetapkan perpanjangan status transisi pemulihan bencana banjir selama tujuh hari, yakni 1-7 Juni 2024 dalam rangka menindaklanjuti banjir yang merendam sebagian wilayah Kotim.
 
Berdasarkan data BPBD Kotim pada Jumat (31/5), tersisa lima desa/kelurahan di dua kecamatan yang terendam banjir. Jumlah ini menurun drastis dari yang sebelumnya 27 desa/kelurahan dari lima kecamatan.
 
Wilayah yang masih terendam banjir di Kotim antara lain, Kecamatan Mentaya Hulu meliputi Kelurahan Kuala Kuayan, Desa Tanjung Jariangau, Bawan dan Tangkarobah dengan kedalaman berkisar 30-130 sentimeter. Lalu, Kecamatan Kota Besi di Desa Hanjalipan dengan kedalaman tertinggi 60 sentimeter.
 
Meski banjir menunjukkan tren penurunan atau surut, namun dengan beberapa pertimbangan Pemkab Kotim bersama instansi terkait sepakat untuk tidak langsung menghentikan status transisi pemulihan bencana banjir. Terlebih, data prakiraan BMKG menunjukkan masih ada potensi hujan ringan hingga sedang di wilayah utara.

Baca juga: Sulut berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga awal Juni

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Devita Maulina
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2024