Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan saat ini terdapat lebih dari 3.000 program studi (prodi) perguruan tinggi dan 200 ribu mahasiswa yang berpartisipasi dalam gerakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Saat ini terdapat lebih dari 3.000 prodi dan lebih dari 200 ribu mahasiswa berpartisipasi dalam program MBKM,” kata Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka Gugup Kismono dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kampus Merdeka Fair 2024 kuatkan gerakan MBKM mandiri

Gugup mengatakan berbagai dampak positif dari program MBKM menjadi bahan bakar untuk menguatkan terciptanya MBKM Mandiri karena MBKM ini memberikan berbagai dampak bagi penerima manfaat.

Bahkan hingga Januari 2024, program-program MBKM telah diikuti lebih dari satu juta mahasiswa yang bergabung baik melalui program Flagship maupun MBKM Mandiri.

Sejalan dengan ratusan ribu mahasiswa yang berpartisipasi pada program-program ini, sebanyak 1.247 perguruan tinggi dari 34 provinsi telah ikut berkolaborasi pada penyelenggaraan program.

Ia menjelaskan beberapa dampak personal dari MBKM adalah mampu menjadikan penerima manfaat lebih percaya diri sedangkan dampak ekonominya adalah memberikan pengalaman kerja sehingga gaji yang diterima nantinya akan meningkat lebih cepat.

Baca juga: UI bekali mahasiswa persiapan menjalani studi di luar negeri

“Ada juga dampak sosialnya yaitu seperti program Kampus Mengajar dalam MBKM yang mampu menguatkan ke-Indonesiaan dalam mengeluarkan ide-ide di MBKM Mandiri,” ujar Gugup.

MBKM Mandiri sendiri adalah sebuah bentuk dorongan kebijakan Kampus Merdeka yang mendorong perguruan tinggi untuk menjalankan program MBKM secara mandiri.

Dalam implementasi MBKM Mandiri, perguruan tinggi menyelenggarakan, mendanai, dan mengeksekusi program MBKM tanpa pendampingan dari Kemendikbudristek.

Tujuannya adalah untuk membantu sebanyak-banyaknya mahasiswa dalam mendapatkan pengalaman di luar kampus demi persiapan karier di masa depan.

Baca juga: Kemendikbudristek: Transformasi pendidikan untuk capai Indonesia Emas

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2024