Jakarta (ANTARA) - TikTok menyatakan bahwa tim keamanannya sedang berusaha mengatasi masalah yang terjadi pada akun-akun terkenal di platform videonya, termasuk akun milik Paris Hilton, CNN, dan Sony .

Pemilik aplikasi video itu tidak menyampaikan informasi tentang sifat serangan atau teknik mitigasi perusahaan, hanya menyatakan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk menghentikan serangan dan mencegah hal serupa terjadi di masa depan.

Menurut siaran TechCrunch pada Selasa (4/6), serangan jahat sebagaimana yang sebelumnya dilaporkan oleh Semafor dan Forbes tampaknya melibatkan malware yang dikirim melalui pesan langsung TikTok dan mungkin mempengaruhi kemampuan pemilik akun mengakses profil TikTok mereka.

Tujuan para peretas menyasar akun-akun TikTok terkenal masih belum jelas karena tidak ada akun terdampak yang mulai memposting konten mengenai masalah itu.

Baca juga: TikTok berencana pisahkan kode algoritma khusus untuk AS

Menurut Semafor, akun CNN pekan lalu diretas sehingga akun tersebut harus dihapus selama beberapa hari.

Organisasi berita tersebut menyatakan telah bekerja dengan TikTok dalam menjalankan langkah-langkah tambahan untuk memastikan akun tetap aman pada masa mendatang, termasuk selama pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Saat dimintai tanggapan, TikTok tidak memberikan penjelasan terperinci tentang sifat serangan maupun tindakan penanggulangannya agar tidak "memberi tahu" calon pelaku kejahatan.

"Tim keamanan kami menyadari potensi eksploitasi yang menargetkan sejumlah akun profil tinggi," kata juru bicara perusahaan.

"Kami telah mengambil langkah-langkah untuk menghentikan serangan ini dan mencegahnya terjadi pada masa depan. Kami bekerja langsung dengan pemilik akun yang terdampak untuk memulihkan akses, jika diperlukan," ia menambahkan.

Baca juga: Kelompok kreator gugat undang-undang pemblokiran TikTok di AS

Serangan-serangan terhadap akun terkenal terjadi saat pengaruh TikTok di AS sedang dipertanyakan.

Dengan mengutip masalah keamanan nasional, Presiden AS Joe Biden pada April menandatangani undang-undang yang akan memaksa perusahaan induk TikTok di China, ByteDance, menjual aplikasi tersebut atau dilarang beroperasi di AS.

Jika ByteDance tidak menjualnya, maka akan menjadi ilegal bagi toko aplikasi untuk mendistribusikan TikTok ketika undang-undang tersebut berlaku.

TikTok telah menyampaikan gugatan kepada pemerintah AS berkenaan dengan undang-undang tersebut, yang akan membuat kasus ini tertahan di pengadilan selama berbulan-bulan. 

Baca juga: TikTok uji coba fitur unggahan konten video berdurasi 60 menit
Baca juga: TikTok mulai memberikan label pada konten yang dibuat oleh AI

 

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2024