Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi X DPR RI Yan Permenas Mandenas menilai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) perlu merumuskan strategi percepatan kompetensi literasi para siswa di Tanah Air.
 
"Ini menjadi pekerjaan rumah untuk peningkatan kompetensi siswa di bidang literasi. Ini perlu mendapatkan perhatian khusus dan strategi percepatan," kata Yan dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi X dengan Mendikbudristek Nadiem Makarim di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
 
Menurut dia, hal tersebut perlu dilakukan karena berdasarkan pengamatannya capaian kompetensi literasi siswa di Indonesia baru mencapai persentase sebesar 40–70 persen.
 
"Tentunya dari pengamatan saya, bahwa literasi kita baru 40–70 persen capaian kompetensi siswa yang saat ini dicapai Kemendikbudristek," ucapnya.

Baca juga: Komisi X nilai butuh peta jalan komprehensif untuk tingkatkan literasi
 
Menanggapi hal itu, Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan bersedia mendiskusikan lebih lanjut pada rapat kerja berikutnya.
 
Sebelumnya, persoalan literasi juga telah disorot oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Fakih yang menilai dibutuhkan peta jalan bersifat komprehensif untuk meningkatkan literasi di Tanah Air.
 
"(Dibutuhkan) peta jalan, jadi buat grand design-nya, jadi pembangunan literasi di Indonesia itu seperti apa? Kemudian peta jalannya seperti apa?" kata Fikri.
 
Ia mengatakan pula peta jalan yang komprehensif itu perlu dirancang oleh lintas kementerian dan lembaga, seperti Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Kemendikbudristek, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), dan perpustakaan-perpustakaan daerah serta desa.
 
"Sebagian (peta jalan) sudah dibuat oleh Kemenko PMK, tetapi memang oleh Panja disebutnya masih belum komprehensif, karena memang ada enam lembaga yang mengurusi," ucap dia.

Baca juga: Kemendikbudristek genjot bacaan bermutu guna tingkatkan literasi murid
 
Berikutnya, Fikri juga menyoroti persoalan definisi literasi yang masih berbeda-beda dipahami oleh masyarakat Indonesia.

Hal senada sebelumnya juga telah disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E Aminudin Aziz. Ia mengatakan perlu penataan ulang konsep literasi yang mudah dipahami oleh masyarakat.
 
“Pemahaman kita tentang literasi jangan diracuni dengan konsep yang njlimet. Literasi bisa didefinisikan kemampuan untuk mengelola informasi, baik itu tekstual maupun non-tekstual, diolah, dan digunakan, untuk meningkatkan kecakapan hidup kita," ujar Amin.
 
Dia menambahkan hal itu sejalan dengan rakornas bidang Perpustakaan 2024 yakni “Menata Ulang Konsep dan Praktik Pembangunan Literasi”.
 
Aminudin  juga menekankan pentingnya kolaborasi, kerja sama, dan gotong royong, dalam peningkatan literasi.

Baca juga: Perpusnas: Peningkatan kompetensi literasi tak hanya dari baca buku
 

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024