Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis paru Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan bahwa Kampung Siaga TB (Tuberkulosis) yang diinisiasi di 267 Rukun Warga (RW) di Jakarta perlu jejaring kerja dan kader terlatih yang dilatih oleh Puskesmas.

"Tentang RW bebas TB setidaknya perlu adanya jejaring kerja serta prosedur tindakan yang jelas dengan Puskesmas Kelurahan setempat. Lalu kader atau anggota masyarakat setempat yang sudah dilatih oleh Puskesmas," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Selain itu, Tjandra yang menjabat Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) juga mengatakan, demi terwujudnya Kampung Siaga TB juga membutuhkan kesepakatan tokoh masyarakat setempat.

Kampung Siaga TB dicanangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta pada Mei lalu sebagai upaya mempercepat penanggulangan tuberkulosis dan mewujudkan Jakarta bebas TB pada tahun 2030.

 Baca juga: Hati-hati, Tak pernah kena TB masih bisa berisiko kena TB RO 

Tjandra menuturkan dirinya siap menjadi kader di Kampung Siaga TB dan ini mendapatkan persetujuan dari Puskesmas di kawasan tempat tinggalnya.

Mengenai tuberkulosis, dia menyebutkan singkatan yang benar adalah TB bukannya TBC. Tjandra lalu mengatakan tuberkulosis dalam bahasa Inggris ditulis dengan “tuberculosis" dan singkatan yang digunakan pun TB tanpa menyertakan huruf C.

"Kita ketahui nama penyakit ini adalah tuberkulosis dan di kata ini tidak ada huruf 'c'-nya. Jadi singkatan yang tepat harusnya TB dan bukan TBC," kata dia.

Menurut dia, singkatan TBC sebenarnya berasal dari bahasa Belanda. Singkatan ini sebaiknya tak lagi digunakan.

"Kalau toh ada yang pakai TBC maka harusnya kita semua membacanya sebagai 'tebece' dan salahnya kini dibaca sebagai 'tebese'," ujar dia.

Baca juga: Sudinkes Jaksel bentuk kampung siaga untuk tanggulangi TBC

Di sisi lain, terkait tuberkulosis, dia mengajak semua pihak untuk bekerjasama menangani dan mengendalikan salah satu penyakit menular ini.

Tjandra merujuk data yang menyatakan bahwa Indonesia menjadi penyumbang kasus TB terbesar ke dunia dan sebanyak 17 orang meninggal dunia setiap jam akibat penyakit ini.

"Maka perlu tekad amat keras untuk menanggulanginya. Semua kegiatan penanggulangan tuberkulosis adalah untuk mencapai eliminasi TB di negara kita," kata dia.

Terkait angka kasus, Jakarta termasuk salah satu wilayah di Indonesia dengan kasus TB. Dinkes DKI Jakarta mencatat jumlah notifikasi kasus TB di DKI Jakarta tahun 2023 sebesar 60.420 kasus.

 Baca juga: Dokter ingatkan terpapar TBC tak berarti langsung sakit

Dari jumlah ini, sebanyak 59.217 di antaranya merupakan kasus TB sensitif obat (SO) dan 1.203 (2 persen) lainnya adalah kasus TB resisten obat (RO).

Selain melalui pencanangan Kampung Siaga TB, Provinsi DKI Jakarta juga melakukan berbagai upaya guna menanggulangi TB di antaranya melalui upaya penemuan kasus TB secara aktif, masif serta penguatan tatalaksana TB sesuai standar.

Selain itu, dibentuk juga Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis melalui Keputusan Gubernur Nomor 712 Tahun 2023 yang terdiri dari lintas perangkat daerah, organisasi profesi, asosiasi fasyankes dan komunitas yang turut berperan dalam menanggulangi tuberkulosis.
Baca juga: Dokter minta semua pihak beri perhatian serius pada penanggulangan TB

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2024