Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup menguat di tengah menurunnya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) Non Farm Payrolls versi ADP bulan Mei 2024.
 
Pada akhir perdagangan Kamis, kurs rupiah melonjak 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.263 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.287 per dolar AS.
 
"Kalau melihat pergerakan dolar AS yang saat ini kembali tertekan melemah karena data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls (NFP) versi ADP bulan Mei menunjukkan penambahan di bawah ekspektasi pasar, rupiah bisa bergerak menguat hari ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
 
Data tenaga kerja NFP AS versi ADP bulan Mei 2024 tercatat sebesar 152 ribu, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 173 ribu dan posisi sebelumnya pada April 2024 sebesar 188 ribu.

Baca juga: Rupiah berpeluang meningkat karena ada potensi penurunan suku bunga AS

Baca juga: Rupiah Kamis pagi naik 2 poin menjadi Rp16.285 per dolar AS
 
Ariston menuturkan secara keseluruhan, rupiah masih mengalami tekanan terhadap dolar AS, karena keraguan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan AS belakangan ini setelah komentar petinggi bank sentral AS atau The Fed dan notulen rapat moneter AS yang terakhir masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan AS.
 
Selain itu, ketidakpastian ekonomi karena konflik yang masih terjadi di Timur Tengah dan Ukraina juga membantu penguatan dolar AS sebagai salah satu aset aman.
 
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis meningkat ke level Rp16.279 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.282 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah merosot di tengah pasar tunggu rilis data tenaga kerja AS

Baca juga: BI perkirakan rupiah menguat ke Rp15.300 hingga Rp15.700 pada 2025

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024