Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, NTT mengidentifikasi sumber air bawah tanah menggunakan metode geolistrik untuk mengantisipasi kekurangan air akibat dampak kekeringan di musim kemarau tahun ini.
 
"Sebagai langkah pertama untuk menyambut program TNI Manunggal Air Bersih kami melakukan identifikasi lokasi dan pemetaan air bawah tanah dengan menggunakan geolistrik di 24 titik," kata Kepala Pelaksana BPBD Nagekeo Agustinus Pone yang dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu.
 
Ia menjelaskan puluhan titik air bawah tanah itu tersebar di empat kecamatan yakni di Aesesa, Nangaroro, Boawae, dan Wolowae.
 
"Kami sudah melakukan pemetaan kurang lebih di delapan lokasi dan diikuti dengan musyawarah desa, untuk pertama untuk tidak melakukan penolakan terhadap program ini, kedua surat pernyataan terkait lokasi tersebut menjadi titik pengeboran supaya tidak mendapatkan masalah pengklaiman saat pengerjaan nanti," katanya.
 
Lebih lanjut pemerintah daerah juga memanfaatkan sumber mata air dekat pemukiman warga di Kecamatan Boawae bagi warga dua desa.
 
"Sumber mata air yang tidak didayagunakan diharapkan dengan program ini air dapat dimanfaatkan dengan mendekatkan air kepada masyarakat untuk bisa dimanfaatkan oleh warga dua desa dengan jumlah warga kurang lebih 3,5 ribu jiwa," katanya.
 
Ia menjelaskan program mengantisipasi dampak musim kemarau tersebut merujuk pada informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa terdapat nota kesepahaman antara BNPB bersama TNI untuk pelaksanaan program TNI Manunggal Air Bersih di Kabupaten Nagekeo.

Baca juga: BPBD Ende NTT tetapkan siaga kekeringan dampak kemarau 2024

Baca juga: KSAD minta jajaran dapat antisipasi dampak kekeringan

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024