Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan berpotensi turun karena data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari proyeksi pasar.
 
Pada awal perdagangan Senin pagi, rupiah dibuka melemah 86 poin atau 0,53 persen menjadi Rp16.282 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.196 per dolar AS.
 
"Rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS setelah data tenaga kerja AS versi pemerintah bulan Mei yaitu data Non Farm Payrolls (NFP) dan data upah rata-rata per jam menunjukkan hasil yang lebih bagus dari proyeksi pasar," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
 
Data tenaga kerja NFP AS Mei 2024 tercatat sebesar 272 ribu, lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar sebesar 182 ribu dan capaian bulan sebelumnya 165 ribu.

Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 86 poin menjadi Rp16.282 per dolar AS

Baca juga: Rupiah menguat setelah data klaim pengangguran AS yang lebih tinggi

 
Ariston menuturkan kondisi ketenagakerjaan yang membaik bisa mendorong kenaikan inflasi lagi sehingga ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS menurun dan mendorong penguatan dolar AS lagi.
 
Indeks dolar AS pagi ini bergerak di kisaran 105,11, sebelumnya di Jumat pekan lalu, indeks bergerak di kisaran 104.
 
Ia mengatakan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.250 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp16.150 per dolar AS hari ini.

Baca juga: Rupiah naik di tengah pasar nantikan data cadangan devisa Indonesia

Baca juga: Rupiah Jumat pagi menanjak 30 poin menjadi Rp16.233 per dolar AS

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024