Jakarta (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Indonesia Future Network (IFN) berharap ide-ide anak muda diakomodasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia Emas 2025–2045.

“Indonesia 2045 itu perlu realistik dan terukur bagi bangsa Indonesia dengan memformulasikan dengan baik,” kata Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Bagi Suharso, pembangunan menuju Indonesia Emas tak main-main. Perlu rencana yang realistis dan terukur untuk mewujudkannya.

“Kita perlu punya problem statement yang clear agar kita bisa mengurai masalah-masalah dengan solusi yang tepat. Ini perlu perencanaan yang baik dan partisipatif,” katanya.

Suharso tak menutup mata mengenai perlu adanya perhatian kepada generasi muda. Perhatian itu adalah salah satu cara Indonesia tak terjerat dalam middle income trap.

“Kita perlu meningkatkan human capital indeks dengan meningkatkan kualitas hidup generasi muda melalui kesehatan dan pendidikan,” kata dia.

Suharso menambahkan, perlu bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memahami isu terkait middle income trap.

“Agar bisa jadi negara maju, kami dari Bappenas berharap standardisasi kualitas kesehatan dan pendidikan menjadi prioritas untuk lepas dari jebakan tersebut,” katanya.

Pada Senin (10/6), Bappenas dan IFN mengadakan forum dialog eksklusif dengan tema Future Policy, di Kantor Bappenas, Jakarta. Sebanyak 20 lembaga kebijakan atau lembaga penelitian (think tank) diundang dalam forum tersebut.

Diketahui, IFN merupakan kolaborasi antara Kemenpora, Bappenas, KSP, Pijar Foundation, dan Perkumpulan Warga Muda.

Sementara itu, Co Inisiator IFN Doni Adhitia menginginkan suara anak muda bisa didengar.

Tak hanya itu, dia ingin gagasan dari pemuda bisa diakomodir dalam RPJPN Indonesia Emas 2025-2045.

“Kami membuat Indonesia Future Network untuk memastikan partisipasi dan representasi orang muda dapat diakomodir dalam penyusunan dan implementasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia Emas 2025-2045,” kata Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden tersebut.

IFN Future Policy, kata dia, tidak hanya membahas isu-isu masa depan, tapi juga menyiapkan metodologi tata kelola kebijakan yang relevan dengan dinamika masa depan.

Baca juga: Bappenas integrasikan RKP 2025 dengan program presiden terpilih
Baca juga: Pertamina: Keputusan "corporate action" harus selaras dengan RPJPN
Baca juga: Bappenas: Indonesia masuk ke dalam negara berpendapatan menengah atas

 

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024