Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama kementerian/lembaga terkait membentuk Tim Profesional Pariwisata Nasional (TPPN) periode 2024-2025.

Hal itu untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) pariwisata unggul dan berdaya saing global sesuai dengan standar kompetensi profesional pariwisata yang ditetapkan dalam ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals (ASEAN MRA-TP).
 
"Kami ucapkan selamat atas terbentuknya Tim Profesional Pariwisata Nasional yang diharapkan dapat mendukung percepatan terciptanya insan-insan pariwisata Indonesia yang unggul dan berdaya saing internasional," ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya, di Jakarta, Selasa.
 
ASEAN MRA-TP merupakan sumber rujukan yang disepakati untuk memfasilitasi pergerakan tenaga kerja profesional di sektor pariwisata kawasan ASEAN.
 
 
Kurikulum ASEAN MRA-TP telah disepakati bersama para Menteri Pariwisata se-ASEAN sejak 2012 di Thailand, kesepakatan tersebut ditujukan agar negara di kawasan ASEAN mendapatkan pengakuan atas standar kompetensi tenaga profesional di bidang pariwisata.
 
Nia menjelaskan, TPPN nantinya akan memastikan penerapan ASEAN MRA-TP dapat dilaksanakan dengan baik. Mulai dari lembaga pendidikan, pelatihan, juga sertifikasi.
 
"Jangan sampai kita menjadi pasar, tapi harus menjadi pemain. Apalagi kita sudah dikenal dengan keramahtamahan yang baik," ujarnya.
 
Direktur Standardisasi Kompetensi Kemenparekraf yang juga Ketua Pelaksana TPPN Faisal mengatakan, salah satu hal yang akan dilakukan TPPN dalam upaya mempercepat implementasi ASEAN MRA-TP adalah dengan penguatan dan integrasi SATU DATA ASEAN.
 
"Karena saat ini datanya masih parsial di masing-masing kementerian atau asosiasi. Ini yang perlu kita konsolidasikan sehingga ketika kita melaporkan dalam pertemuan-pertemuan di ASEAN, kita punya satu dasar untuk implementasi ASEAN MRA-TP," ujar Faisal.
 
Selanjutnya adalah penambahan okupasi dari jumlah 230 di ASEAN, saat ini Indonesia baru memiliki 32 skema okupasi masih tersisa 198, sehingga perlu akselerasi.
 
"Kita masih fokus pada (standar) bidang hotel dan travel, padahal sudah ada bidang MICE, Event, dan PA yang sudah disepakati di ASEAN. Karenanya kami tentu mencoba untuk menambah bidang-bidangnya," ujar Faisal.
 
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) Kemendikbud Nana Halim, mengatakan Kemendikbud khususnya di kurikulum untuk SMK telah mengembangkan kurikulum berstandar ASEAN sejak tahun 2019.
 
Sementara Direktur Standardisasi Kompetensi Program Pelatihan, Kementerian Ketenagakerjaan Muh Amir Syarifudin mengatakan, kolaborasi melalui hadirnya TPPN ini sangat penting untuk dapat bersama-sama mengakselerasi penciptaan sumber daya manusia Indonesia yang kompeten.
Baca juga: Kemenparekraf: Kunjungan wisman pada April capai 1,07 juta
Baca juga: Kemenparekraf RI beri pendampingan tiga desa wisata Sumbar pada 2024

 

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024