Surabaya (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan sedang menyusun sejumlah langkah strategis agar Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) terakselerasi dan tepat sasaran.
 
"Untuk mewujudkan RIPIN, Kementerian Perindustrian telah menyusun langkah strategis, yakni industri sebagai pilar perekonomian, penguatan struktur industri, industri mandiri dan berdaya saing," kata Menperin Agus dalam keterangannya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
 
Selain itu, Kementerian Perindustrian juga mempersiapkan konsep industri hijau yang menjadikan lima sektor sebagai motor pelaksanaan.
 
"Industri andalan meliputi pangan, farmasi, tekstil alas kaki, transportasi, elektronika, hingga pembangkit energi," ujarnya.
 
Selain karena kontribusinya yang besar sebagai penggerak roda perekonomian nasional, lima sektor tersebut memiliki peran yang signifikan dalam penyerapan
tenaga kerja.
 
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus berupaya mewujudkan kinerja produktif dan berdaya saing pada sektor itu, yakni dengan proaktif menyelenggarakan pelatihan vokasi link and match.

Baca juga: Insentif disiapkan bagi Sinopec yang berinvestasi petrokimia di RI

Baca juga: Kemenperin dorong IKM pangan lakukan diversifikasi bahan baku lokal
 
Langkah itu berkolaborasi dengan asosiasi, mitra industri, dan pemerintah daerah di berbagai wilayah.
 
Kementerian Perindustrian, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) telah membuka program "Pelatihan Vokasi Industri" untuk wilayah Jawa Timur, di Surabaya, Jumat siang.
 
Agenda yang diselenggarakan merupakan pelatihan berbasis "3 in 1", yakni peserta bisa mendapatkan pelatihan kemampuan, sertifikat kompetensi, dan penempatan kerja di dalam satu diklat.
 
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian Masrokhan menyatakan program tersebut diluncurkan melalui pelatihan skilling oleh Balai Diklat Industri Surabaya dan Balai Diklat Industri Yogyakarta.
 
Sementara untuk upskilling dilaksanakan oleh Pusdiklat SDM Industri. Total ada 470 tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang mengikuti program tersebut.
 
Peserta pelatihan ini merupakan masyarakat asal Jawa Timur yang memiliki konsentrasi di sektor elektronika dan telematika, perkapalan, tekstil dan produk tekstil, kimia, serta alas kaki.
 
"Pola pelatihan yang kami selenggarakan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pembekalan keterampilan bagi peserta didik, tetapi juga dilakukan uji kompetensi dan sertifikasi untuk memastikan kesesuaian kompetensi lulusan dengan standar kompetensi yang dibutuhkan oleh industri," kata Kepala BPSDMI Masrokhan.
 
Pada acara itu juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (NK) serta perjanjian kerja sama (PKS) dengan berbagai pihak, mulai asosiasi, lembaga pendidikan, lembaga pelatihan, LSP, hingga perusahaan industri yang terlibat dalam menyiapkan generasi-generasi kompeten penggerak industri di tanah air.
 
"Diharapkan dapat dimaksimalkan oleh para peserta pelatihan untuk menjadi pondasi mereka dalam meniti karir di masa depan dan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045," lanjut dia.
 
Kementerian Perindustrian menaungi tujuh Balai Diklat Industri (BDI), yakni Medan, Padang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar.
 
Untuk pelaksanaan pelatihan tidak hanya diselenggarakan di wilayah tersebut, namun di berbagai daerah di Indonesia.

Baca juga: Kemenperin sebut IKM sulit tembus ritel karena standar kemasan

Baca juga: Kemenperin-Dekranas berdayakan perajin anyaman lewat kompetisi

Pewarta: Willi Irawan/Ananto Pradana
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024