"Di tengah meriahnya perayaan Idul Adha ini, bagi kami semua ini adalah masa keprihatinan, terutama saudara-saudara kita di Palestina. Oleh karenanya saya ingin mengajak mendoakan keselamatan dan kemerdekaan Palestina,” katanya.
Dia menambahkan perintah berkurban merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat kepekaan dan kepedulian sosial.
“Pupuk terus semangat berbagi untuk sesama, terutama bagi yang membutuhkan. Di perantauan kita juga harus perkuat persatuan, silaturahmi dan persaudaraan," katanya.
Baca juga: Warga Gaza laksanakan Idul Adha di tengah reruntuhan
Dubes Heri melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Indonesia Tokyo yang juga diikuti oleh lebih dari 3.000 Muslim WNI.
Ketua Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Muhammad Zahrul Muttaqin menjelaskan untuk dapat mengakomodasi para WNI yang ingin shalat Idul Adha, pihak panitia KMII dan KBRI Tokyo menggelar lima gelombang.
“Shalat Idul Adha kali ini digelar dengan lima gelombang dengan jumlah lebih dari 3.000 orang. Alhamdulillah terlaksana dengan baik kerja sama KMII dan KBRI Tokyo," katanya.
Sementara itu, Ustaz Nasril Albab Mochamad selaku Imam dan Khatib dalam khutbahnya menyampaikan seputar ibadah kurban dan haji yang mengandung nilai keteguhan dan keimanan sebagai bukti pengorbanan dengan penuh keikhlasan.
“Hikmah dari ujian Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail, putranya adalah keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Keikhlasan menjadi salah satu kunci untuk memperoleh rida Allah. Sementara itu, ibadah Haji adalah perjalanan suci, bukan wisata untuk meraih kebanggaan diri,“ katanya.
Selain shalat Idul Adha, panitia juga menggelar Kids Ceria bagi anak-anak berupa permainan dan drama anak tentang kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Anak-anak tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama nampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Baca juga: Buat suasana berbeda, Muslim di Jepang shalat Idul Adha di Kayaba Park
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2024
