Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Satu haji asal Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dilaporkan meninggal dunia usai mendapat perawatan intensif di Klinik Kesehatan Mina, Arab Saudi.

Sebagaimana informasi yang disampaikan Kasi Pelaksana Haji dan Umrah Kemenag Trenggalek, Agus Prayitno, Selasa, haji yang meninggal atas nama Muhaji (69) warga Desa Ngetal Kecamatan Pogalan.

Baca juga: Wakil Ketua DPR: Tagline haji ramah lansia belum maksimal

"Benar, ada satu haji asal Trenggalek yang meninggal dunia di sana," kata Agus saat dikonfirmasi awak media di Trenggalek.

Kondisi almarhum Muhaji saat keberangkatan ke Tanah Suci sebenarnya cukup baik.

Hanya, yang bersangkutan harus menjalani ibadah haji menggunakan kursi roda karena kecelakaan yang dialaminya terdahulu.

Muhaji melaksanakan ibadah haji didampingi anak kandungnya.

"Dari rumah sudah sakit, kondisinya sudah di kursi roda. Sudah lama sakit karena kecelakaan," lanjut dia.

Diduga, haji yang tergabung dalam kelompok terbang 94 itu meninggal dunia akibat kelelahan.

Baca juga: Timwas Haji DPR Sebut Ada Indikasi Pelanggaran Penambahan Kuota Haji Khusus

Apalagi usia jemaah tersebut sudah renta. Dugaan itu diperkuat dengan kondisi sebelumnya yang dialami Muhaji.

Saat di Arafah, ia harus mendapatkan perawatan medis dengan diinfus karena kondisi kesehatannya yang tiba-tiba menurun.

"Ada kemungkinan kepayahan, memaksakan diri karena Jamarot ke Makkah itu juga jauh. Catatan, waktu di Arafah beliau juga diinfus karena dengan gejala yang sama beliau tiba-tiba tensi ngedrop," ujarnya.

Sebelum meninggal dunia, haji itu sempat dirawat di rumah sakit, setelah dirujuk dari klinik di Mina.

Sesuai ketentuan, jenazah Muhaji tidak dibawa pulang ke Indonesia dan bakal dimakamkan di Arab Saudi. Hal itu merujuk peraturan dari Pemerintah Arab Saudi.

"Almarhum sempat mendapat perawatan di klinik Mina. Namun, karena di Mina adalah bentuk pertolongan pertama kemudian di rujuk. Iya, dimakamkan di sana," katanya.

Baca juga: Wakil Ketua DPR prihatin dengan kondisi tenda jamaah haji Indonesia

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2024